Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Tenaga Medis di Pedalaman, Anjelus: Kalau Geser, Sinyal Hilang

Kompas.com - 28/07/2020, 14:24 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Di pedalaman Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), para tenaga menghadapi tantangan berat.

Dalam berkomunikasi perihal obat-obatan, mereka harus terlebih dulu mencari lokasi khusus.

Sebab, belum semua lokasi terjangkau jaringan telepon dan internet.

Hal itu seringkali membuat proses pengobatan pasien menjadi terhambat.

Baca juga: Cerita Tenaga Medis di Pedalaman Flores, Menunggu di Bawah Pohon untuk Dapat Sinyal

Tak ada sinyal di dalam Puskesmas

Foto : Anjelus Nartinus, salah satu petugas UPTD puskemas Mapitara, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, NTT, sedang mencari sinyal di titik batu besar mencari sinyal, Senin (27/7/2020). Kompas.com/Nansianus Taris Foto : Anjelus Nartinus, salah satu petugas UPTD puskemas Mapitara, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, NTT, sedang mencari sinyal di titik batu besar mencari sinyal, Senin (27/7/2020). 
Salah seorang apoteker, Anjelus Martinus membenarkan, sulit mendapatkan sinyal di wilayahnya, Desa Hebing, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, NTT.

Di dalam Puskesmas Mapitra, tempatnya bekerja, bahkan sama sekali tak ada sinyal.

Mereka harus keluar dan berdiri di bawah sebuah pohon besar untuk mendapatkan sinyal.

Setelah berhasil mendapatkan sinyal, para tenaga medis itu pun harus berdiri mematung agar sinyal tak menghilang.

"Itu kalau sudah ada, jangan geser. Kalau geser, sinyal langsung hilang," tutur Anjelus, Senin (27/7/2020).

Baca juga: Kisah-kisah Perawat Melawan Aniaya dan Stigma di Tengah Pandemi Corona, Diancam Pecahan Kaca dan Jenazah Ditolak Warga

Ilustrasi obat Shutterstock Ilustrasi obat

Terlambat mendapat informasi dari gudang obat

Keadaan itu tentu saja menyulitkan bagi para tenaga medis.

Sebab mereka membutuhkan kecepatan untuk berkonsultasi mengenai obat yang harus diberikan pada pasien.

Anjelus bercerita, dirinya juga selalu telat mendapatkan informasi dari gudang obat karena sulitnya jaringan.

"Saat ada undangan pertemuan di gudang obat yang undangan via WhatsApp, saya selalu terlambat. Itu tadi, mau dapat informasi kan harus terkoneksi dengan internet. Kami di sini tidak ada jaringan internet," tutur Anjelinus.

Ia berharap, pemerintah daerah segera mengambil tindakan sehingga para petugas medis lancar menjalankan tugasnya mengobati pasien.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor : Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com