Tak hanya itu, para pemuda ini juga selalu membawa bibit tanaman saat melakukan aktivitas bersih gunung.
Bibit tanaman diambil dari tempat pembibitan Forum Merapi Merbabu Hijau, mereka tanam di sekitar jalur yang dilewati.
"Kita hanya bawa bibit sekuatnya saja. Jadi itu bibit pohon konservasi, ada jambu, tesek, gayam, pule," ujarnya.
Kegiatan menanam bibit dan bersih gunung ini mereka lakukan di Gunung Merbabu dan Merapi. Dua gunung tersebut dipilih karena dekat dengan tempat tinggal mereka.
Baca juga: Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, BPBD Klaten Petakan Tempat Evakuasi Warga
Namun, karena sedang pandemi dan gunung ditutup kegiatan bersih gunung sementara berhenti.
Kegiatan nantinya akan dilanjutkan kembali setelah pendakian dibuka kembali.
"Biasanya sampah plastik, ada bungkus makanan, bekas minuman mineral. Sekali turun bisa dua trash bag itu penuh, itu saja botol-botol minuman sudah digepengkan," ungkapnya.
Sampah yang dibawa tersebut, lanjutnya kemudian diserahkan ke basecamp pendakian. Di sana, sudah ada orang yang memisah-misahkan sampah untuk dijual.
"Di basecamp itu kan ada tempat tersendiri, seperti di Merbabu itu disiapkan tempat dan ada ibu-ibu yang memisahkan sampah," tandasnya.
Diakuinya kegiatan bersih gunung dengan mengenakan kostum tidak selamanya menuai respons positif. Bahkan sempat mereka disebut hanya mencari sensasi dan ingin terkenal.
Baca juga: Sultan HB X Minta Masyarakat Tak Khawatir Soal Kondisi Merapi
Namun hal itu tidak pernah Lilik dan kawan-kawan tanggapi. Bagi Lilik dan kawan-kawan yang terpenting adalah alam tetap terjaga dan bersih dari sampah.
"Sempat di media sosial ramai, ada yang mengira agar viral dan lain-lain. Tapi saya dan teman-teman tidak mengubris itu," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.