Seiring berjalanya waktu, Lilik bertemu dengan beberapa teman yang juga tinggal di lereng Gunung Merapi daerah Magelang dan Boyolali.
Mereka adalah Sulistyo, Wawan Herman, Mardi Santoso, Andrian Januriyanto, M. A. R. Hakim dan Ristyanto.
Lilik dan enam temanya tersebut ternyata mempunyai pemikiran yang sama soal sampah yang berserakan di gunung.
"Saya dulu naik sama kelompok lain, tapi saya ajak mengambil sampah responsnya tidak semangat. Terus ya ketemu dengan teman-teman dari Dukun Magelang, Boyolali dan ternyata cocok, sepemikiran," ungkapnya.
Baca juga: Peningkatan Aktivitas, Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada
Aksi membersihkan jalur pendakian menggunakan kostum baru dilakukan Lilik dan teman-temannya mulai 2017.
"Saya yang bikin kostum saya, karena saya kan usaha sablon kaus. Ya menggunakan sisa-sisa bahan saya jahit sendiri," bebernya.
Kostum yang digunakan antara lain dari tokoh film kartun Son Goku, tokoh film laga Wiro Sableng, kemudian tokoh Pat Kai dan Kera Sakti.
Menurut Lilik, mereka menggunakan kostum untuk menarik perhatian publik sembari menyosialisasikan pelestarian lingkungan.
"Kalau menarik orang jadi memperhatikan apa yang dilakukan. Jadi ini sebagai bentuk sosialisasi pelestarian alam," bebernya.
Baca juga: Terjadi Gempa Vulkanik, BNPB Ingatkan Potensi Erupsi Gunung Merapi
Selain membersihkan sampah, para pemuda ini juga memberikan edukasi kepada para pendaki yang ditemui.
"Setiap ketemu pendaki ya kita ajak ngobrol, karena kita memakai kostum mereka menjadi tertarik ada yang mengajak foto juga. Dari ketertarikan itu kita jadi bisa ngobrol santai sambil sedikit-sedikit memberikan edukasi, nanti sampahnya dibawa turun ya, dan lain-lain," ucapnya.