Pihak kampus kemudian memutuskan untuk menutup kantor pusat atau gedung rektorat dan sejumlah fasilitas kampus.
"Karena itu, kami mengambil langkah cepat yang berupa pada saat Senin pagi kantor pusat, auditorium, rumah dinas, serta tempat-tempat yang disinggahi itu dilakukan penyemprotan disinfektan," kata dia.
Di kantor pusat, kata Jamal, tidak boleh ada aktivitas kecuali benar-benar penting.
Rektor pun mengaku harus berkantor di tempat lain selama beberapa hari ke depan.
"Kami mengambil kebijakan tiga hari Senin, Selasa, Rabu, atau bahkan sampai Kamis itu kantor pusat kami lockdown. Hanya orang-orang tertentu yang bisa ke kantor pusat," kata dia.
Mulai Senin kemarin, UTBK memasuki gelombang kedua.
"Saya akui bahwa sekarang ini mulai tanggal 20 sampai 29 Juli 2020 ada gelombang kedua tes SBMPTN dengan sistem UTBK," kata Jamal dikutip dari TribunSolo.com.
Namun, dengan adanya pimpinan yang positif Covid-19, pihak kampus melakukan pengetatan di akses masuk.
Hanya peserta UTBK yang boleh masuk. Itu pun wajib melalui pengecekan protokol kesehatan.
Bagi peserta dari luar kota, Jamal mensyaratkan mereka harus membawa surat keterangan sehat.
"Dari luar kota eks Karesidenan Surakarta, maka harus ada izin khusus, yaitu surat kesehatan, tapi kalau Solo dan sekitarnya tidak," tambahnya.
"Kalau tidak ada, kami tidak bisa melayani," tegas dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Dony Aprian), Tribunsolo.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.