Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 16 Persen Warga Surabaya Rela Tertular Covid-19 demi Penuhi Kebutuhan Ekonomi

Kompas.com - 17/07/2020, 06:08 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebagian kecil warga Kota Surabaya, Jawa Timur, rela tertular virus corona baru atau Covid-19 agar ekonominya tidak terganggu.

Associate Professor Sosiologi Bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir mengatakan, hasil survei NTU bersama organisasi Lapor Covid-19 menemukan, sebanyak 16 persen warga Surabaya rela tertular Covid-19 demi faktor ekonomi.

Bila didetailkan, sebanyak 12 persen responden menjawab rela, sedangkan 4 persen sangat rela tertular Covid-19 agar ekonomi mereka tidak terganggu selama pandemi Covid-19.

"Ada sekitar 16 persen yang rela dan sangat rela. Nah, angka ini lebih gede daripada Jakarta. Di Jakarta kemarin, 14 persen yang rela dan sangat rela tertular Covid-19 agar penghasilan mereka tidak terganggu," kata Sulfikar dalam webinar Lapor Covid-19 melalui aplikasi Zoom, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Survei: 40 Persen Warga Surabaya Tak Percaya Pergi ke Rumah Ibadah Akan Berisiko Tertular Covid-19

Meski demikian, sebanyak 84 persen responden mengaku ekonomi mereka terganggu selama pandemi Covid-19 ini.

Jika dirinci, ada 29 persen responden menjawab tidak rela dan 31 persen sangat tidak rela.

Sementara sisanya, 24 persen menjawab mungkin rela tertular Covid-19 agar penghasilan mereka tak terganggu.

"Yang sangat tidak rela dan tidak rela itu mayoritas, jadi ada sekitar 60 persen, ini kabar baik. Tapi, 24 persen menjawab mungkin, mereka masih mikir tergantung kondisi. Bisa saja ini ada di borderline (gangguan kepribadian) antara rela dan tidak rela," ujar Sulfikar.

Sulfikar menekankan, kelompok rela tertular ini harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Surabaya, terutama dengan memperhatikan kesejahteraan ekonomi mereka.

Sebab, kelompok tersebut memiliki kemungkinan besar untuk menjadi penyebar Covid-19 aktif karena persepsi kebutuhan ekonomi jauh lebih besar daripada faktor kesehatan.

"Jadi, ini kalau kita lihat, (kelompok rela tertular Covid-19) ini perlu digaris bawahi dan perlu menjadi perhatian bagi Pemkot Surabaya," kata Sulfikar.

Adapun kelompok terbesar yang menyatakan rela tertular adalah pekerja harian, swasta, warga yang tidak punya pekerjaan, dan warga yang membuka usaha sendiri.

"Pensiunan relatif aman di sini dan relatif kecil," ujar Sulfikar.

Dari sisi penghasilan yang diperoleh, sebagian besar warga Surabaya mengaku pendapatan mereka berkurang selama pandemi Covid-19.

Sebanyak 24 persen responden menjawab sangat besar, 15 persen besar dan 29 persen menjawab cukup besar penghasilannya berkurang akibat dampak dari Covid-19.

Baca juga: Survei: Mayoritas Warga Surabaya Cenderung Anggap Enteng Risiko Terkena Covid-19

Sedangkan sisanya, 18 persen menjawab kecil dan 14 persen menjawab tidak ada atau penghasilan mereka tidak berkurang selama pandemi Covid-19.

"Nah, 14 persen ini mungkin mereka yang tabungannya gede ya, jadi mungkin mereka ini crazy rich Surabaya," kata Sulfikar.

Adapun kelompok terbesar yang menyatakan penghasilannya berkurang berdasarkan pekerjaan adalah ojek online, pekerja harian, warga yang punya usaha sendiri, warga yang tidak punya pekerjaan, pedagang pasar dan buruh pabrik.

"Yang relatif aman itu PNS, pensiunan sedikit naik di sini kalau dibandingkan dengan Jakarta," kata dia.

Sebagai informasi, survei ini dikeluarkan oleh Social Resiliene Lab NTU Singapura bersama organisasi Lapor Covid-19 dengan periode pengumpulan data pada 19 Juni hingga 10 Juli 2020.

Baca juga: Pekerja Luar Daerah di Surabaya Wajib Tes Rutin Setiap 14 Hari

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan metode kuota sampling dengan variabel penduduk per kelurahan.

Sedangkan metode analisis survei ini menggunakan formula Spearman Rho untuk mengukur korelasi antara variabel dan faktor ekonomi.

Survei ini dilakukan secara online menggunakan platform Quatric yang disebar melalui aplikasi pesan instan, WhatsApp, dengan melibatkan 2.895 responden dari Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com