Hal senada diucapkan Bayu Bahari (25) yang lulus dari jurusan Jurusan Teknik Informatika di sebuah sekolah tinggi di Makassar, Sulawesi Selatan, Maret lalu.
Bayu menceritakan prosesnya mencari kerja terhambat kampus yang tutup akibat pandemi Covid-19.
"Mau cari kerja, tapi kantor saja di Makassar banyak PHK karyawan. Bagaimana kita mau masuk kerja?"
"Sekarang sudah ada yang buka lowongan, tapi kebanyakan karyawannya sendiri [yang sebelumnya diberhentikan] yang dipanggil masuk. Persaingan masih susah," ujar Bayu, yang bermimpi untuk bekerja di Jakarta.
Baca juga: Lawan Corona, Wabup Flores Timur Ajak Anak Muda Karantina di Kebun
Bayu menambahkan ia sempat kesulitan mengambil ijazah karena kampusnya yang tutup akibat Covid-19, padahal dokumen itu penting untuk mencari kerja.
Bayu akhirnya fokus mengurus kedai kopi yang ia rintis akhir 2019 lalu.
"Dari pada tinggal di rumah nggak makan, mending kerja. Kebetulan saya banyak teman yang suka ngopi di luar. Mending saya buka usaha sendiri," katanya.
"Malu juga masa sudah selesai kuliah masih minta duit orang tua? Dengan usaha ini saya survive (selamat) di kondisi sekarang."
Meski usahanya berkembang, Bayu mengatakan ia tetap berkeinginan mengaplikasikan ilmunya sebagai pekerja IT kala pandemi usai.
Baca juga: Bertemu Pemuda Tak Pakai Masker di Kedai Kopi, Risma: Ayo Kamu Push Up
Ia sudah menjalani sejumlah proses wawancara kerja secara daring, tapi belum mendapat panggilan kerja hingga pekan pertama Juli.
"Gara-gara pandemi, aku jadi suka ngulik-ngulik. Jadi ingin buat makanan ini-itu. Lihat Youtube, lihat Instagram, ketemu masakan-masakan unik jadi ingin coba," kata Helsa yang ingin menjadi jurnalis itu.
Baca juga: Ketika Anak Muda Turun Tangan Produksi APD untuk Tim Medis...
Ia akhirnya menemukan resep rawon khas Surabaya, makanan yang digemarinya. Dia lantas mencoba membuatnya.
Awalnya, ia hanya meminta teman-temannya mencicipi masakannya.
"Pada bilang enak teh jual aja, ya udah aku jual akhirnya," kata Helsa yang memulai bisnisnya di bulan puasa lalu.
Helsa, yang juga dibantu oleh ibunya dalam bisnis itu, mengatakan merasa puas karena setiap hari pasti ada yang memesan makanannya.
"Bisnis ini mengisi kegiatan aku daripada hanya nonton drakor (drama Korea), nggak ada kegiatan lain."
"Meski udah kerja aku tetap mau membesarkan bisnis ini."
Sementara, di Manado, Sulawesi Utara, Debora Sitinjak (23) mengatakan pentingnya mengembangkan kemampuan dan hobi saat pandemi.