Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Hektar Hutan di NTT Rusak Ditebang Warga, Pemerintah Dinilai Tidak Tegas

Kompas.com - 04/07/2020, 16:20 WIB
Markus Makur,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Mantan Kepala Desa Satar Nawang periode 1994-2003, Pius Rabung menyampaikan, saat masih menjadi kepala desa, hutan di kawasan Lok Pahar masih utuh.

Namun, akhir-akhir ini banyak warga yang semakin gencar merambah hutan.

"Dampak sekarang air minum dan air sawah sudah semakin berkurang. Debit air di mata airnya sudah berkurang," jelasnya.

Hal serupa disampaikan Kepala Desa Ngkiong Dora Fransiskus Wijanarko Vendoro.

Dia mengatakan, penebangan hutan masih terjadi karena petugas tak tegas kepada pelaku.

"Ada 200 kepala-kepala dari desa saya yang sudah menikmati hasil kopi dari kawasan yang dirambah. Hasil kopi di areal itu ada ribuan liter dengan pendapatan per tahunnya Rp 100 juta. Dari hasil itu warga bisa membiayai kuliah anak mereka," jelasnya.

Vendoro mengatakan, sejak awal pemerintah melakukan pembiaran kepada warga untuk merambah hutan karena tidak ada ketegasan.

"Terima kasih atas kunjungan kerja dari DPRD Manggarai Timur. Saya mau menyampaikan bahwa DPRD harus hati-hati dan harus mencari solusi untuk menangani para perambah hutan ini," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com