Dengan demikian, lanjut dia, anak-anak yang biasa membaca dan meminjam buku yang dibawanya memiliki banyak alternatif bahan bacaan.
Pentol bisa juga disebut sebagai bakso tusuk. Jajanan tradisional yang digemari masyarakat segala usia ini bentuknya seperti bakso, namun kandungan dagingnya lebih sedikit.
Berjualan pentol keliling menjadi pekerjaan yang dijalani Muhammad Lutfan Efendi sejak 4 tahun lalu.
Setiap hari, ia berkeliling ke beberapa dusun di desanya dari waktu petang hingga malam, ditemani motor 4-tak keluaran tahun 1995 miliknya.
Baca juga: Ditinggal Pergi Pemiliknya, Seekor Anjing Dipukuli hingga Mati di Bali, Videonya Viral
Lutfan mulai berkeliling menjual pentol pada pukul 16.00 WIB dan kembali ke rumah sekitar pukul 21.00 WIB.
Mayoritas pelanggannya adalah anak-anak di Desa Ngudirejo yang menyebar di 4 Dusun. Dia memiliki 18 titik mangkal untuk jualan pentol.
Dia menegaskan, membawa buku saat keliling berjualan pentol, bukan bagian dari strategi pemasaran atau berjualan.
Bagi dia, pendapatan bersih rata-rata Rp 100.000 setiap kali berjualan sudah lebih dari cukup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.