Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Penjual Pentol Keliling yang Bawa Buku Bacaan untuk Pelanggan

Kompas.com - 28/06/2020, 08:34 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Berjualan pentol keliling sembari membawa buku untuk dibaca para pelanggan, dilakukan seorang penjual pentol keliling asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Aksi penjual pentol ini viral di media sosial Facebook dan sebagian foto-fotonya tersebar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, beberapa hari terakhir.

Dari beberapa foto yang beredar, nampak sebuah rombong dagang bertuliskan "Pentol Nusantara" yang diletakkan di jok belakang sebuah sepeda motor.

Pada rombong dagang itu nampak aneka pentol beserta bumbu pelengkap yang dijual oleh pemiliknya, diletakkan di sisi kiri dan tengah.

Baca juga: Kisah Bayi Kembar Siam di Lombok Timur, Punya 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar Lebih

Lalu pada sisi kanan rombong dagang, terlihat puluhan buku yang ditata rapi dalam sebuah kardus terbuka.

Pada foto lain yang beredar, nampak beberapa anak sedang memilih buku pada rombong dagang pentol yang sedang parkir.

Dari penelusuran Kompas.com, penyedia buku saat berjualan pentol keliling adalah Muhammad Lutfan Efendi (29), warga Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Saat ditemui di kediamannya, bapak 1 anak itu mengaku sengaja membawa buku saat berjualan pentol untuk dibaca para pelanggannya.

Lutfan, demikian sapaan akrabnya menuturkan, di antara alasan dan tujuan membawa buku saat berjualan pentol, yakni membangkitkan minat masyarakat khususnya anak usia sekolah untuk membaca buku.

Menurut dia, sejak berlangsungnya Pandemi Covid-19 yang diikuti dengan keluarnya kebijakan belajar di rumah, kebiasaan anak-anak usia sekolah untuk membaca buku semakin tergerus.

Dalam pengamatannya selama berjualan pentol keliling, anak-anak usia sekolah semakin akrab dengan gadget dan melupakan buku.

Mirisnya lagi, ungkap Lutfan, keakraban anak-anak dengan gadget juga menjauhkan anak-anak dengan teman sebayanya.

Menurut dia, anak-anak nampak lebih senang bermain dengan ponsel daripada bermain dengan temannya.

Perasaan miris atas fenomena yang dilihatnya, membuat Lutfan tergerak untuk menggugah dan membangkitkan minat anak usia sekolah terhadap buku.

Sejak awal Mei 2020, Lutfan mulai mencari referensi dan berkonsultasi dengan orang-orang yang bergerak di dunia literasi.

"Angan-angan bawa buku itu sebenarnya sudah lama. Tapi, niat makin kuat sejak musim corona. Apalagi, setelah melihat anak-anak waktunya lebih banyak bersama HP daripada membaca buku atau bermain bersama teman-temannya," tutur Lutfan, kepada Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).

Baca juga: Viral, Video Pedagang Pentol Jualan Keliling Sambil Nge-DJ, Begini Gayanya

Meski sempat ragu, namun suami dari Diah Purnawati itu akhirnya mengisi rombong dagangnya dengan puluhan buku bacaan untuk pelanggannya.

Dia mengaku, baru sepekan terakhir membawa puluhan buku dalam rombong dagang berjualan pentol miliknya.

Meski demikian, kata Lutfan, respons positif datang dari para orangtua dan anak-anak yang menjadi pelanggannya.

"Sebagian besar buku untuk anak-anak, buku fiksi, komik, dongeng. Anak-anak paling suka dengan buku yang ada gambarnya," ungkap Lutfan.

Dia menuturkan, buku-buku yang dibawa olehnya, biasanya dibaca oleh anak-anak saat mangkal di satu titik berjualan pentol.

Pada satu titik lokasi, Lutfan menyediakan waktu antara 10 hingga 15 menit bagi anak-anak yang tertarik membaca buku.

Jika belum selesai, Lutfan mempersilahkan anak yang meminati salah satu buku untuk dibawa dan dibaca di rumah masing-masing, lalu dikembalikan satu atau dua hari kemudian.

Dalam sepekan terakhir, ungkap dia, ada beberapa anak yang rutin memilih buku dan meminjamnya untuk dibaca di rumah masing-masing.

"Banyak yang antusias, terutama anak-anak. Ada beberapa anak yang meminjam untuk dibaca di rumah. Saya persilahkan karena anaknya suka dan saya minta dikembalikan satu atau dua hari lalu. Setelah itu boleh pinjam lagi buku yang lain," ungkap dia. 

Lutfan menyatakan, tidak memasang tarif untuk buku yang dibaca ataupun dipinjam para pelanggannya.

Baca juga: Fakta di Balik Video Viral Seekor Anjing Dipukuli hingga Mati di Bali

"Pekerjaan utama saya adalah jualan pentol. Untuk buku yang saya bawa, gratis untuk dibaca atau dipinjam," ujar dia.

Buku yang dibawa Lutfan saat berjualan pentol, sebagian kecil merupakan koleksi pribadinya.

Lalu, sebagian besar buku dia pinjam dari salah satu rumah baca yang ada di Kota Jombang.

Buku yang dipinjam dari salah satu rumah baca tersebut, secara berkala dikembalikan dan ditukarkan dengan judul lainnya.

Lutfan berharap, bisa menambah koleksi buku yang dibawanya sambil berjualan pentol.

Dengan demikian, lanjut dia, anak-anak yang biasa membaca dan meminjam buku yang dibawanya memiliki banyak alternatif bahan bacaan.

Empat tahun jualan pentol

Pentol bisa juga disebut sebagai bakso tusuk. Jajanan tradisional yang digemari masyarakat segala usia ini bentuknya seperti bakso, namun kandungan dagingnya lebih sedikit.

Berjualan pentol keliling menjadi pekerjaan yang dijalani Muhammad Lutfan Efendi sejak 4 tahun lalu.

Setiap hari, ia berkeliling ke beberapa dusun di desanya dari waktu petang hingga malam, ditemani motor 4-tak keluaran tahun 1995 miliknya.

Baca juga: Ditinggal Pergi Pemiliknya, Seekor Anjing Dipukuli hingga Mati di Bali, Videonya Viral

Lutfan mulai berkeliling menjual pentol pada pukul 16.00 WIB dan kembali ke rumah sekitar pukul 21.00 WIB.

Mayoritas pelanggannya adalah anak-anak di Desa Ngudirejo yang menyebar di 4 Dusun. Dia memiliki 18 titik mangkal untuk jualan pentol.

Dia menegaskan, membawa buku saat keliling berjualan pentol, bukan bagian dari strategi pemasaran atau berjualan.

Bagi dia, pendapatan bersih rata-rata Rp 100.000 setiap kali berjualan sudah lebih dari cukup. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com