Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2020, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 99 pengungsi Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh menjalani rapid test dan hasilnya mereka dinyatakan nonreaktif.

Hal tersebut dijelaskan Kabag Humas Kabupaten Aceh Utara Andre Prayuda. Rapid test dilakukan pada Kamis (25/6/2020) saat rombongan pengungsi Rohingya tiba di daratan Aceh Utara.

"Sudah kita rapid test dan 99 orang itu dalam keadaan nonreaktif serta keadaannya sehat," kata Andre, Jumat (26/6/2020), dilansir dari VOA Indonesia.

Baca juga: Bupati Aceh Utara: 94 Pengungsi Rohingya Ingin Melanjutkan Perjalanan ke Australia

Selain rapid test, puluhan pengungsi itu juga menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal itu dilakukan karena beberapa di antaranya dalam kondisi lemah setelah dievakuasi ke pesisir Aceh Utara.

"Hanya beberapa orang sakit mengalami lemas, mungkin kekurangan suplai makanan," ungkap Andre

Para pengungsi tersebut kemudian ditampung sementara di bekas gedung Kantor Imigrasi di kawasan Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Baca juga: Tarik Rohingya ke Darat, Kami Kasih Makan…

Bantuan logistik dari berbagai pihak juga diberikan kepada para pengungsi.

"Dari kemarin mereka sudah di darat, langsung kami ungsikan ke bekas Kantor Imigrasi. Mereka sudah di situ semua untuk sementara ini," ujarnya.

Ia mengatakan, masih belum tahu kepastian berapa lama para pengungsi berada di Aceh Utara. Pemkab Aceh Utara masih mencari tahu tujuan para pengungsi.

Sementara itu, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib, dikutip dari laman resmi Pemkab Aceh Utara, mengatakan, para pengungsi etnis Muslim Rohingya ditampung sementara atas pertimbangan kemanusiaan.

Baca juga: Cerita Nelayan Selamatkan Pengungsi Rohingya, Suara Minta Tolong dan Terseret Angin

Selain itu, keputusan untuk menampung mereka sesuai dengan petunjuk Perpres Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid. Ia mengatakan, izin merapat yang diberikan ke kapal yang mengangkut para pengungsi itu menunjukkan kemenangan solidaritas antarsesama manusia.

“Kabar baik dari Aceh ini sangat melegakan. Ini menunjukkan betapa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi nilai solidaritas, tetapi juga sangat menghormati hak asasi pengungsi Rohingya yang selama ini terabaikan," kata Usman Hamid dalam keterangan tertulisnya kepada VOA Indonesia.

Baca juga: 114 Warga Rohingya Menjerit Minta Tolong kepada Nelayan di Laut Aceh Utara

Usman mengatakan, pemerintah harus segera memberikan perlindungan secara resmi terhadap puluhan pengungsi tersebut.

“Kita harus ingat, mereka ini adalah kelompok rentan yang diperlakukan secara sadis oleh otoritas di negaranya. Karena itu, Pemerintah Indonesia harus segera mengaktifkan kembali dialog regional untuk menyelamatkan pengungsi Rohingya lainnya yang masih berada di lautan," ujar Usman.

Para pengungsi itu sempat terkatung-katung berhari-hari di lautan karena kondisi kapal yang rusak. Keberadaan mereka baru diketahui nelayan lokal di lepas Pantai Seunuddon, Aceh Utara, pada Rabu (24/6/2020). Ada 99 orang di dalam kapal itu, termasuk 30 anak Rohingya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com