Salin Artikel

Rapid Test, 99 Pengungsi Rohingya di Aceh Utara Nonreaktif

Hal tersebut dijelaskan Kabag Humas Kabupaten Aceh Utara Andre Prayuda. Rapid test dilakukan pada Kamis (25/6/2020) saat rombongan pengungsi Rohingya tiba di daratan Aceh Utara.

"Sudah kita rapid test dan 99 orang itu dalam keadaan nonreaktif serta keadaannya sehat," kata Andre, Jumat (26/6/2020), dilansir dari VOA Indonesia.

Selain rapid test, puluhan pengungsi itu juga menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal itu dilakukan karena beberapa di antaranya dalam kondisi lemah setelah dievakuasi ke pesisir Aceh Utara.

"Hanya beberapa orang sakit mengalami lemas, mungkin kekurangan suplai makanan," ungkap Andre

Para pengungsi tersebut kemudian ditampung sementara di bekas gedung Kantor Imigrasi di kawasan Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Bantuan logistik dari berbagai pihak juga diberikan kepada para pengungsi.

"Dari kemarin mereka sudah di darat, langsung kami ungsikan ke bekas Kantor Imigrasi. Mereka sudah di situ semua untuk sementara ini," ujarnya.

Ia mengatakan, masih belum tahu kepastian berapa lama para pengungsi berada di Aceh Utara. Pemkab Aceh Utara masih mencari tahu tujuan para pengungsi.

Sementara itu, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib, dikutip dari laman resmi Pemkab Aceh Utara, mengatakan, para pengungsi etnis Muslim Rohingya ditampung sementara atas pertimbangan kemanusiaan.

Selain itu, keputusan untuk menampung mereka sesuai dengan petunjuk Perpres Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid. Ia mengatakan, izin merapat yang diberikan ke kapal yang mengangkut para pengungsi itu menunjukkan kemenangan solidaritas antarsesama manusia.

“Kabar baik dari Aceh ini sangat melegakan. Ini menunjukkan betapa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi nilai solidaritas, tetapi juga sangat menghormati hak asasi pengungsi Rohingya yang selama ini terabaikan," kata Usman Hamid dalam keterangan tertulisnya kepada VOA Indonesia.

Usman mengatakan, pemerintah harus segera memberikan perlindungan secara resmi terhadap puluhan pengungsi tersebut.

“Kita harus ingat, mereka ini adalah kelompok rentan yang diperlakukan secara sadis oleh otoritas di negaranya. Karena itu, Pemerintah Indonesia harus segera mengaktifkan kembali dialog regional untuk menyelamatkan pengungsi Rohingya lainnya yang masih berada di lautan," ujar Usman.

Para pengungsi itu sempat terkatung-katung berhari-hari di lautan karena kondisi kapal yang rusak. Keberadaan mereka baru diketahui nelayan lokal di lepas Pantai Seunuddon, Aceh Utara, pada Rabu (24/6/2020). Ada 99 orang di dalam kapal itu, termasuk 30 anak Rohingya.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/27/09390021/rapid-test-99-pengungsi-rohingya-di-aceh-utara-nonreaktif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke