Setelah memutus rantai penularan di lingkungan masyarakat, Risma juga mengurangi risiko penularan di keluarga.
Pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus dipisahkan dari anggota keluarga lain yang masih sehat.
Awalnya, langkah ini dikhawatirkan membuat pasien positif Covid-19 stres. Tapi, Risma tetap menerapkannya.
Baca juga: Jokowi Minta Covid-19 di Jatim Turun dalam 2 Pekan, Khofifah: Tugas Ini Ringan jika...
"Dulu ketika saya mau putus itu, dikhawatirkan dokter nanti depresi. Tapi setelah saya lakukan, kampung-kampung yang merah ini jadi hijau," kata Risma.
Sejauh ini, kata Risma, Pemkot Surabaya telah melakukan sebanyak 92.964 rapid test Covid-19. Warga yang dinyatakan reaktif rapid test langsung ditindaklanjuti dengan tes swab.
"Kalau hasilnya positif, maka kita periksa lagi apakah dia punya gejala atau tidak. Kalau tidak kami isolasi di Hotel Asrama Haji. Jika ada, dirawat di rumah sakit," ungkap Risma.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyemprotkan cairan disinfektan di beberapa tempat dan memberikan obat-obatan serta makanan kepada pasien Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.