KOMPAS.com- Kericuhan akibat penolakan rapid test massal terjadi di Pasar Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (22/6/2020) sekitar 10.00 Wita.
Sejumlah pedagang yang menolak adanya pemeriksaan itu bahkan merusak tenda posko kesehatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado di Pasar Pinasungkulan.
Direktur Utama PD Pasar Manado Stenly Suwuh membenarkan adanya insiden tersebut.
"PD Pasar bersama Gugus Tugas (Covid-19) sudah sosialisasi dari dua hari kemarin dan sudah disampaikan ke pedagang, tapi realita di lapangan ada yang tidak mau di-rapid test," kata Stenly saat diwawancarai Kompas TV.
Baca juga: Ada 34 Pasien Baru Covid-19 di Sulut, 4 dari Klaster Pasar Pinasungkulan Manado
Menurut Stenly, kericuhan terjadi karena ada sebagian pedagang takut menjalani rapid test.
Selain itu, dia menduga ada oknum tertentu yang memprovokasi para pedagang.
"Alasan mereka tidak mau rapid test tapi tujuan mereka supaya jalur kendaraan dibuka," kata Stenly.
Sebagai informasi, Pasar Pinasungkulan merupakan salah satu lokasi penyebaran virus corona.
Sejak Selasa (16/6/2020) sudah ada blokade di jalan menuju pasar tersebut.
Baca juga: Pasien Corona dari Klaster Pasar Pinasungkulan Manado dan Tenaga Kesehatan Bertambah
Sedangkan Sahril Husain, pedagang di Pasar Pinasungkulan, mengatakan penolakan adanya rapid test massal dilakukan karena ada anggapan pemeriksaan dengan metode itu sudah tidak sesuai dengan standar kesehatan.
"Kadang orang yang sakit bawaan dibilang reaktif," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.