Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan Selama 110 Tahun, Wayang Orang di Sriwedari Solo Kini Manggung Secara Daring

Kompas.com - 22/06/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Meskipun menggelar pentas wayang saat pandemic Covid-19 melanda, pihaknya tetap memberlakukan protokol kesehatan.

Salah satunya, mengurangi jumlah kerumunan pemain saat pentas sehingga mau tidak mau para pemain wayang orang dibagi menjadi dua sif.

Baca juga: Saung Angklung Udjo, Nonton Wayang Golek sampai Belajar Angklung

Satu sif bermain pentas pada Selasa, sedangkan sif lainnya pentas pada Kamis.

"Kita mengupayakan social distancing dengan membagi seluruh pemain wayang orang Sriwedari menjadi dua kelompok, dari 77 orang menjadi 35 orang per kelompok. Harapannya agar di panggung itu tidak berkumpul banyak tokoh sehingga bisa terjaga jaraknya," ungkap dia.

Sedangkan mengenai perbedaan pentas secara daring, Agus mengaku memang berbeda dibandingkan pentas dengan kehadiran penonton secara langsung.

Ikatan emosial antara pemain dengan penonton, menurutnya, tidak bisa terjalin.

"Kalau beda memang beda, tapi kami sadar untuk pentas yang disiarkan secara daring ini sebenarnya bebannya sama. Bahkan, bisa cenderung lebih berat karena ditonton langsung oleh publik dari manapun," tuturnya.

Baca juga: Wali Kota Hendi Berikan Penghargaan kepada 2 Dalang Wayang Potehi

Pengobat rindu

Salah satu penonton yang melihat pementasan secara daring adalah Novrianto. Pria itu selama ini merupakan penonton langganan di Gedung Wayang Orang Sriwedari.

Kini, walau hanya bisa disaksikan di layar komputer, pementasan kesenian tradisional peninggalan mendiang Raja Paku Buwono X itu disambutnya dengan suka cita.

"Adanya pentas wayang secara streaming ini paling tidak bisa memenuhi hasrat pemainnya yang sudah lama tidak pentas dan juga mengobati rindu para penikmat seni untuk menikmati karya kesenian wayang orang melalui daring," kata dia.

Ia mengaku telah mengikuti pentas daring wayang orang itu selama tiga kali. Namun dia mengaku lebih menikmati jika hadir di tempat pentas di Gedung Wayang Sriwedari.

Baca juga: Kota Semarang Usung Wayang Potehi Jadi Tema Perayaan Imlek

Meski demikian Novrianto bisa memaklumi situasi sekarang yang membuatnya tidak dapat hadir menyaksikan pentas secara langsung.

"Kalau bedanya jelas beda, ibarat nonton bola di televisi dengan di stadion itu kan beda. Tapi karena ada pandemi ya, ini merupakan sebuah inovasi baru untuk bisa menonton wayang orang secara daring," ucapnya.

Budayawan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andrik Purwasito, mengaku pentas wayang orang secara daring sama seperti menonton rekaman pentas wayang orang melalui Youtube.

Baca juga: Jelang Tahun Baru, Nonton Pagelaran Wayang Kulit di TMII

Budayawan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andrik Purwasito, mengaku pentas wayang orang secara daring sama seperti menonton rekaman pentas wayang orang melalui Youtube. Fajar Sodiq Budayawan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andrik Purwasito, mengaku pentas wayang orang secara daring sama seperti menonton rekaman pentas wayang orang melalui Youtube.
Pentas secara daring menghilangkan suasana dan juga ikatan emosional antara pemain dengan penonton yang biasanya hadir duduk di bangku penonton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com