KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Wali Kota Hendi Berikan Penghargaan kepada 2 Dalang Wayang Potehi

Kompas.com - 21/01/2020, 08:13 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang biasa disapa Hendi, memberi penghargaan kepada dua dalang Wayang Potehi, Thio Tiong Gie dan Tok Hok Lay.

Penghargaan tersebut Hendi berikan pada puncak acara Pasar Imlek Semawis, Minggu (19/1/2020), sebelum resmi ditutup dihari yang sama.

Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap pelestari budaya non ragawi Pecinan.

Potehi merupakan pertunjukan boneka atau wayang dengan kisah klasik Tiongkok, yang dimainkan di atas panggung kecil.

Potehi berasal dari kata poo yang berarti kain, tay yang berarti kantung, dan hay yang berarti wayang.

Baca juga: Belajar Falsafah Hidup dari Wayang Potehi

Pada tahun ini, Wayang Potehi menjadi tema Pasar Imlek Semawis di Kota Semarang.

Digelar menjelang tahun baru Imlek, di sepanjang ruas Jalan Gang Pinggir sampai Jalan Wotgandul Timur, Pecinan, Kota Semarang, dalam Pasar Imlek Semawis ada bazar produk unggulan Pecinan.

Produk tersebut antara lain lunpia, kue moho, kue keranjang, kue mochi, bakcang, aneka manisan, nasi ayam, wedang tahu, siomay, mie titte, tahu pong, nasi campur, dan lainnya.

Diharapkan, acara tersebut dapat menarik minat masyarakat luar untuk datang ke Kota Semarang guna menikmati suasana Pecinan.

Tak ada lagi minoritas dan mayoritas

Pada kesempatan tersebut Hendi menegaskan, di Semarang tidak ada lagi kaum minoritas dan mayoritas.

Warga Kota Semarang yang ada adalah mereka yang ingin membuat kotanya semakin maju dan hebat.

“Saya mendekati semua tokoh Semarang dan menyampaikan, yang bisa memperbaiki dan membawa Semarang lebih hebat adalah orang Semarang sendiri, bukan orang Inggris atau Amerika,” kata Hendi, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hendi pun meminta masyarakat untuk hidup guyub dan rukun demi kemajuan Kota Semarang.

Baca juga: Tuk Panjang, Tradisi Berbagi saat Imlek di Kota Semarang

“Di tahun baru ini mari kita bergerak bersama. Tidak perlu ewuh pakewuh. Jika ada yang kurang baik, ceritakan, selesaikan secara adat. Kalau ada yang baik ceritakan ke sedulur di luar kota Semarang, agar datang ke Kota Semarang,” kata Hendi.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com