Selanjutnya, disebarkan ke dinkes kabupaten/kota, lalu dilanjutkan ke puskesmas untuk dilakukan tracing sesuai wilayah masing-masing.
“Ternyata banyak yang tidak ditemukan. Ada yang sudah pindah domisili, ada yang tidak sesuai dengan KTP dan sebagainya. Sehingga pasti ada sisa data yang belum final, dan inilah yang dikirim lagi ke pemprov,” ucap dia.
Di samping itu, kata dia, juga terdapat data luar daerah yang masuk dalam data Surabaya.
Tak jarang juga ada warga KTP luar Kota Surabaya, tetapi menulis alamat domisili Kota Surabaya.
Petugas tracing juga berkali-kali menemukan alamat palsu yang tertera di data itu lantaran setelah dilacak tidak ada pasien di alamat tersebut.
"Kalau begini langsung dimasukkan ke data yang tersisa itu tadi dan dikirim lagi ke provinsi," katanya.
Meski begitu, Rince memastikan data pasien positif yang tertahan masih dalam penanganan, baik itu berada di rumah sakit, isolasi di hotel, rumah sakit darurat, maupun isolasi mandiri di rumah.