Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Kembalikan Data Covid-19 Pemprov Jatim, Sering Tak Sesuai Temuan di Lapangan

Kompas.com - 21/06/2020, 07:00 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya mempertanyakan data kasus Covid-19 yang dikeluarkan Pemprov Jawa Timur. 

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, sering ditemukan selisih data kasus Covid-19 milik Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim.

Temuan itu setelah pihaknya melakukan kroscek di lapangan begitu mendapat data update dari Gugus Tugas Covid-19 Jatim.

"Pernah saya dapat angka 280 confirm dari provinsi, itu setelah kita teliti ternyata hanya 100. Setelah kita cek dan lihat (lapangan) ternyata (sisanya) itu bukan orang Surabaya," kata Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita, dikutip dari Surya, Kamis (18/9/2020).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Surabaya, Rince Pangalila menyampaikan hal serupa.

Setelah ditracing sesuai domisili, banyak pasien virus corona di Kota Surabaya yang justru tidak ditemukan.

Baca juga: Viral, Video Dokter Gigi di Surabaya Stres di Jalanan Tanpa Busana, Ini Penjelasan IDI

Data yang tidak ditemukan itu akhirnya dikembalikan lagi ke Pemprov Jatim untuk diverifikasi dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur.

“Hampir setiap hari selalu ada yang seperti itu," kata Rince Pangalila, dikutip dari Tribunmadura, Jumat (19/6/2020).

"Data yang dikembalikan ke provinsi itu sisa data yang berhasil ditracing atau data yang tidak ditemukan di Surabaya,” ucap Rince menambahkan.

Dia mencontohkan, pada 14 Juni data yang diterima berjumlah 180 kasus terkonfirmasi.

Namun, setelah ditracing, ternyata pasien hanya berjumlah 80 orang di lapangan.

Begitu juga pada 16 Juni 2020 di mana Pemkot Surabaya menerima 149 kasus. Setelah dicek ternyata hanya ada 64 orang.

Baca juga: Beredar Kabar PSBB Surabaya Kembali Digelar, Pemprov Jatim: Belum Ada Permintaan

Adapun alur data rekap positif Covid-19 itu dimulai dari laboratorium yang dikirimkan ke Balitbang dan Dinkes Jatim.

 

Selanjutnya, disebarkan ke dinkes kabupaten/kota, lalu dilanjutkan ke puskesmas untuk dilakukan tracing sesuai wilayah masing-masing.

“Ternyata banyak yang tidak ditemukan. Ada yang sudah pindah domisili, ada yang tidak sesuai dengan KTP dan sebagainya. Sehingga pasti ada sisa data yang belum final, dan inilah yang dikirim lagi ke pemprov,” ucap dia.

Di samping itu, kata dia, juga terdapat data luar daerah yang masuk dalam data Surabaya.

Tak jarang juga ada warga KTP luar Kota Surabaya, tetapi menulis alamat domisili Kota Surabaya.

Petugas tracing juga berkali-kali menemukan alamat palsu yang tertera di data itu lantaran setelah dilacak tidak ada pasien di alamat tersebut.

"Kalau begini langsung dimasukkan ke data yang tersisa itu tadi dan dikirim lagi ke provinsi," katanya.

Meski begitu, Rince memastikan data pasien positif yang tertahan masih dalam penanganan, baik itu berada di rumah sakit, isolasi di hotel, rumah sakit darurat, maupun isolasi mandiri di rumah.

 

Temuan data tidak sesuai di lapangan ini disebutnya hampir dialami semua daerah.

Sebab, ada beberapa pasien yang tidak jujur saat menjelaskan alamat ketika tes lab.

Apalagi, tidak semua lab yang ada di Surabaya menerima data detail alamat pasien, termasuk yang dites mandiri.

Karena ada data pasien yang tes mandiri juga terkirim ke pusat.

Dia meminta warga untuk menyampaikan alamat lengkap jika melakukan tes. Ini agar memudahkan tim tracing di lapangan.

Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul: Pemkot Surabaya Kembalikan Data Kasus Covid-19 Milik Pemprov Jatim, Sebut Tak Sesuai Fakta Lapangan

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: Kenapa Data Virus Corona di Surabaya Selisih 50 Persen Lebih Antara Pemprov dan Pemkot? Ini Faktanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com