"Tujuannya tentu untuk bersama-sama melindungi warga yang positif itu, bukan lagi mengucilkan mereka," ujar Fikser.
Dalam peta sebaran Covid-19 di Kota Surabaya muncul empat kode.
Warna merah menunjukkan pasien terkonfirmasi positif Covid-19, warna hijau muda menunjukkan nol pasien positif, warna hijau tua menunjukkan bahwa pernah ada pasien Covid-19, tetapi sudah sembuh atau meninggal.
"Sedangkan warna biru menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid test dan tes swab massal," kata Fikser.
Dengan adanya peta sebaran ini, warga diharapkan lebih meningkatkan partisipasinya dalam melindungi warga lainnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya Buka Data Alamat Pasien Covid-19, untuk Apa?
Ariyanto (18) warga Indragiri Hilir, Ria digigit buaya saat berenang di pinggir kanal di Kecamatan Pelagiran pada Senin (15/6/2020).
Ia berenang karena merasa gerah usai mengupas kelapa.
Saat Ariyanto masuk ke kanal, ia tak menyadari ada buaya di lokasi tersebit.
Buaya itu pun langsung menyerang Ariyanto, kemudian menggigit paha kirinya. Merasa nyawanya terancam, Ariyanto berteriak meminta pertolongan.
Teman-temannya yang masih mengupas buah kelapa pun berdatangan dan berhail menyelamatkan remaja 18 tahun itu dengan menariknya.
Meski nyawanya tertolong, Ariyanto terluka parah di paha kiri karena digigit buaya dan harus menerima 40 jahitan.
Baca juga: Detik-detik Ariyanto Digigit Buaya Saat Ceburkan Diri ke Kanal, Berteriak, Dapat 40 Jahitan
Pernyataan tersebut disampaikan Muhadjir setelah Risma memaparkan inovasi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.
"Suruh belajar ke sini mereka, biar tahu," kata Muhadjir di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (16/6/2020).
Muhadjir juga meminta salah satu staf Risma menyusun lebih rinci dan akurat paparan Risma. Sehingga paparan itu bisa dipelajari semua orang.