KOMPAS.com - Provinsi Papua dan Papau Barat terus menekan penyebaran virus cororan dengan berbagai kebijakan strategi walaupun minim fasilitas kesehatannya.
Menurut Muhammad Musaad, Asskeda II Papua, salah satu kebijakan strategis adalah mereka lah yang pertama kali menutup akses masus manusia dari luar wilayah.
“Kita kan provinsi yang pertama menutup pintu masuk pelabuhan laut maupun di airport bagi pergerakan orang dari luar Papua, maupun antar kabupaten di Papua. Karena kita sadar, bahwa kalau kita tidak melakukan tindakan preventif yang cepat, maka mungkin saja ini akan semakin meluas,” kata Musaad dilansir dari VOA Indonesia.
Musaad berbicara dalam diskusi daring Arah Baru Kebijakan Pembangunan Papua Memasuki Era Normal Baru, Selasa 9 Juni 2020.
Diskusi ini diselenggarakan Gugus Tugas Papua, Universitas Gadjah Mada. Yang hadir sebagai pembicara dalam acara itu adalah sejumlah pemimpin daerah di Papua, akademisi dan wakil pemerintah.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 13 Juni 2020
Sementara jumlah dokter yang bertugas ada 1077 dokter dengan rincian hanya 7 spesialis paru, 32 spesialis penyakit dalam, dan 23 spesialis anestesi.
Menurut Musaad dengan minimnya fasilitas kesehatan, mereka akan kesulitan jika kasus Covid-19 di Papua tinggi. Untuk itulah pemerintah memilih untuk menutup wilayah sejak Maret 2020 lalu.
Baca juga: 26 Polisi di Papua Tertular Covid-19, 7 Sudah Sembuh
Bersamaan dengan penutupan akses manusia, menurut Musaad, pemerintah membenahi sektor kesehatan seperti mengirim peralatan penunjang pemeriksaan dan perawatan ke lima wilayah adat yang tersebar di Papua.
Hal tersebut dilakukan agar setiap kabupaten dapat mengakses layanan kesehatan ke daerah yang paling dekat tanpa harus ke ibu kota provinsi.
Langkah tersebut dinilai tepat sasaran. Hingga saat ini ada 15 kabupaten di Papua yang tidak memiliki kasus virus corona.
Baca juga: Bikin Seminar Online soal Papua, Ketua Pers Mahasiswa Unila Diteror OTK
Mayoritas kabupaten nol kasus tersebut berada di wilayah pegunungan. Akses masuk ke wilayah tersebut juga dijaga untuk mencegah penyebaran virus corona.
Untuk menjamin ketersediaan pangan, selain distribusi barang tetap berjalan, masyarakat juga didorong menanam tanaman pangan.
“Kita sekarang aktif untuk membuka lahan-lahan, menanam tanaman pangan lokal, ubi-ubian, termasuk juga jenis-jenis yang lain, sagu dan sebagainya. Memanfaatkan pangan lokal yang ada dengan harapan bahwa kita akan bisa mengatasi kelangkaan pangan,” lanjut Musaad.
Baca juga: Apa Maksud Anak-anak di Hutan Wasur, Papua Hidup di Rumah Luas