Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Satgas Covid-19, Diancam Pakai Senjata Tajam, Diusir, hingga Menunggu Berjam-jam

Kompas.com - 29/05/2020, 15:51 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Satgas Covid-19 Pamekasan dengan pakaian hazmat lengkap, tetap bertahan di halaman rumah warga yang dinyatakan positif Covid-19, di salah satu desa di Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.

Mereka belum mampu membujuk warga yang positif untuk diisolasi di rumah sakit.

Babinkamtibmas dan Babinsa setempat, masih negosiasi dengan pihak keluarga agar pasien Covid-19, diperkenankan untuk diisolasi di rumah sakit setelah hasil swab positif.

Baca juga: Diserang KKB Saat Antar Obat-obatan, Tenaga Medis Satgas Covid-19 di Papua Tewas

Anggota Satgas yang datang pertama kali pukul 16.00 WIB untuk membawa pasien, disambut dengan perlawanan dari keluarga.

Pihak keluarga bersikukuh bahwa anggota keluarganya tidak positif Covid-19, namun sakit biasa.

Padahal, Satgas sudah memberikan waktu untuk isolasi mandiri selama 14 hari sambil menunggu hasil swab kepada pasien yang sebelumnya bekerja sebagai tukang gigi di Makassar itu.

Satgas yang datang diancam dengan senjata tajam dan diusir dari rumah warga. Selain diancam dan diusir, Satgas juga dicaci dengan kata-kata kotor.

Untuk menghindari ketegangan, Satgas kemudian meminta bantuan kepada Babinsa, Babinkamtibmas dan kepala desa setempat.

Setelah menunggu 7 jam, para aparat itu berhasil membujuk pasien dan Satgas bisa membawa pasien ke rumah sakit.

"Begitulah sebagian kisah Satgas Covid-19 Pamekasan ketika hendak mengevakuasi pasien positif dari rumahnya ke rumah sakit," kata Ketua Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, Syaiful Hidayat, Jumat (29/5/2020).

Selain menerima ancaman menggunakan senjata tajam dan cacian dengan kata-kata kotor, ada pula pasien yang bersembunyi di rumahnya karena menolak diisolasi di rumah sakit.

Satgas yang datang untuk membujuk, harus bertahan hingga berjam-jam. Bahkan sampai tengah malam.

"Rata-rata, keluarga pasien dan pasien sendiri mau dibawa ke rumah sakit, kalau Kades, Babinsa dan Babinkamtibmas yang membujuknya. Kalau Satgas sendiri, sulit karena dilawan," terang Syaiful.

Setelah berhasil dibawa ke rumah sakit, masalah belum selesai. Pihak keluarga ingin agar pasien bisa dikunjungi dan ditemui seperti pasien sakit lainnya setiap saat.

Namun, pihak rumah sakit melarang sesuai standar pelayanan pasien Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com