Ketika dilarang untuk berkunjung, giliran keluarga yang mengamuk di rumah sakit.
"Keluarga mereka itu kalau dilarang, ngamuk-ngamuk dan ngancam. Ada yang mau merusak rumah sakit, ada yang mau membunuh dokter. Pokoknya macam-macam yang mereka katakan ke kami," tambah Syaiful.
Baca juga: Ini Syarat Dapat Surat Izin dari Satgas Covid-19 untuk Beli Tiket Kereta Api Luar Biasa
Berurusan dengan pasien Covid-19 juga tidak mudah. Ada di antara mereka yang mau melarikan diri, mau bunuh diri dan ada yang maki-maki dokter dan perawat.
Namun ada pula pasien yang sabar dengan banyak beribadah, seperti mengkhatamkan Al Quran.
"Beragam kalau karakter pasien. Ada yang keras, kalem dan ada yang nekad mau bunuh diri dan ada yang minta dibunuh saja daripada dikunci dalam kamar berhari-hari," ungkapnya.
Pasien inisial J, salah satu pasien sembuh yang memilih mengkhatamkan Al Quran selama 17 hari menjalani isolasi di rumah sakit.
J yakin bahwa Covid-19 bisa disembuhkan jika dihadapi dengan tenang seperti anjuran dokter.
"Saya tenang selama diisolasi, olahraga dan mengkonsumsi makanan bergizi dan bervitamin. Alhamdulillah sembuh dan buat apa ngamuk," ujar J saat dihubungi via pesan singkat.
Syaiful Hidayat mengimbau kepada masyarakat jangan sampai terpapar Covid-19. Di samping berisiko tinggi kepada kesehatan, juga bisa merusak jiwa seseorang.
Apalagi, sambutan masyarakat cenderung negatif kepada pasien dan keluarga pasien. Bahkan mereka cenderung dikucilkan.
Orang Madura, kata pria berkacamata plus ini, banyak tidak mau jika disebut terpapar Covid-19. Karena itu, mereka tidak mau ketika hendak dibawa ke rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.