Sebab, kekisruhan politik terjadi sejak Sarkawi mengucap kata mundur di mimbar khotbah shalat Idul Fitri.
"Abuya Sarkawi harus menjaga stabilitas politik di Bener Meriah. Kita sedang dalam suasana Idul Fitri, Pemkab Bener Meriah sedang fokus menangani Covid-19, jangan ada kegaduhan," kata dia.
"Kalau bisa bupati dan dewan urun rembuklah, bahas kekosongan kursi wakil bupati," ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Fraksi Gabungan Gerakan Nurani Nasional (FG-GNN), Edi Zulkifli membenarkan keluarnya surat yang dialamatkan kepada Ketua DPRK Bener Meriah, untuk ditindaklanjuti kepada Bupati Bener Meriah, Sarkawi.
"Benar, surat itu dari fraksi kami, namun soal tanggal itu tanggal 26 tepat hari pertama masuk kerja setelah Idul Fitri, mungkin tanggal 25 yang disurat salah ketik oleh Sekwan," kata Edi Zulkifli.
Baca juga: Bupati Bener Meriah Ajukan Surat Pengunduran Diri Langsung ke Mendagri
Menurut Edi, surat itu dikeluarkan FG-GNN karena menganggap banyak pihak yang mempertanyakan kepada dewan terkait pengunduran diri Sarkawi sebagai orang nomor satu di Bener Meriah, yang diucapkan saat hari pertama Idul Fitri.
"Pertama, saat itu kami belum tahu kebenaran pengunduran diri itu, kami mau konfirmasi. Kalau benar, suratnya bagimana. Kan ini sebelumnya tidak ada dibahas sama dewan," sebut Edi.
Berdasarkan informasi, lanjut Edi, surat lanjutan dari DPRK Bener Meriah yang ditandatangani oleh ketua dewan, sudah dikirim kepada bupati.
Mengenai surat yang lebih awal dikeluarkan, Edi mengaku tidak ada kepentingan untuk menjatuhkan Sarkawi dari tampuk kekuasaan.
"Jadi, kami berdasarkan sumber dari bupati sendiri, dari media. Namun, kami kan butuh administrasi, jadi kami surati pimpinan dewan," ujar dia.