Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Mbah Deman, Belasan Tahun Hidup Segubuk Bareng Ayam dan Bebek

Kompas.com - 25/05/2020, 05:55 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Inilah kisah pilu pasangan kakek-nenek asal RT 8 RW 2, Dukuh/Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Pekalongan, Mbah Deman (75) dan Mak Wasri (60).

Kondisi pasangan lansia tersebut cukup memprihatinkan.

Mereka tinggal di sebuah rumah berdinding anyaman bambu dengan luas 30 meter persegi.

Tak ada kompor gas di bagian dapur, melainkan hanya tumpukan arang dan kayu bakar.

Parahnya, mereka juga terpaksa tinggal bersama hewan ternaknya, seperti ayam, bebek dan burung merpati selama belasan tahun.

Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri

Berhenti bekerja sebagai buruh tani

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Mbah Deman menceritakan, dirinya tak lagi bekerja karena mengalami sakit sesak napas sejak sekitar setahun lalu.

Sebelumnya dia bekerja sebagai buruh tani. Namun kini dia hanya boleh berada di rumah.

"Saya sakit napas sudah hampir satu tahun. Sebelum sakit, saya kerjanya di sawah buruh pacul. Sekarang hanya di rumah dan yang kerja istri saya," jelas Deman, kepada TribunJateng.com Sabtu (23/5/2020).

Sang istri, Mak Wasri kini melanjutkan pekerjaan suaminya sebagai buruh tani.

"Kalau ada panggilan dari tetangga, saya bekerja sebagai buruh tani seperti nandur dan jemur gabah. Upahnya dalam bentuk beras sebanyak 3 piring," kata Mak Wasri.

Baca juga: Guru Diduga Hamili Siswi SMP, Korban Kirim Pesan WhatsApp Bertulis Belum Menstruasi dan Dibaca Istri Pelaku

Mbah Deman tinggal segubuk dengan ternaknya (Tribun Jateng) Mbah Deman tinggal segubuk dengan ternaknya (Tribun Jateng)

Belasan tahun hidup serumah dengan ternak

Selain menjadi buruh tani, mereka juga beternak beberapa jenis binatang.

Sudah belasan tahun hidup beternak mereka jalani.

Setelah hewan ternaknya besar, mereka akan menjualnya.

"Wis biasa turu karo pitik karo meri (sudah biasa tidur bareng ayam dan bebek). Kalau hewannya sudah besar akan dijual untuk kebutuhan makan," ujar Deman.

Meski berat, mereka mengaku sudah terbiasa menjalani hidup serba terbatas.

Rumah pun sejak lama tak pernah mereka perbaiki.

"Kalau hujan gubuknya sering bocor tapi bagaimana lagi," imbuh Mak Wasri.

Mereka memiliki empat orang anak yang kini sudah berkeluarga, namun tinggal di tempat yang jauh.

Baca juga: 4 Remaja Habisi Nyawa Tukang Becak dan Rampas Uang Rp 7.500, Pelaku Ditangkap Setelah 6 Bulan Buron

Tak pernah terima bansos

Mbah Deman dan istrinya yang hiduo segubuk dengan ayam dan bebek (Tribun Jateng) Mbah Deman dan istrinya yang hiduo segubuk dengan ayam dan bebek (Tribun Jateng)
Melansir Tribun Jateng, di tengah pandemi Covid-19 ini, ternyata pasangan Deman dan Wasri belum pernah mendapatkan bantuan sosial.

Bahkan sebelum pandemi pun tak ada bantuan pemerintah datang ke rumahnya.

Belum ada petugas yang datang dan mendata dirinya.

"Sering sekali anak saya mengurus bantuan ke desa tapi gagal terus. Hanya sampai di desa selanjutnya tidak ada kabar sama sekali," papar Wasri.

Ketua RT setempat, Roni, membenarkan kakek-nenek itu belum pernah menerima bantuan.

Namun, dia menyebut Mbah Deman kini telah terdata mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah provinsi.

"Sebenarnya Mbah Deman sudah terdata di bantuan provinsi tapi bantuannya belum turun sampai sekarang. Untuk bantuan PKH, terus BST dan lainnya memang beliau tidak terdata," jelas Roni.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Haru Kakek Nenek di Pekalongan Tinggal Segubuk dengan Ternak, Tak Pernah Terima Bansos

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com