Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien "Rapid Test" Reaktif di Gunungkidul Akan Diisolasi di Hutan Wanagama

Kompas.com - 18/05/2020, 14:52 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Sejuknya hutan penelitian Wanagama, Desa Banaran, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, dipilih untuk menjadi salah satu lokasi isolasi bagi pasien rapid test reaktif.

Mereka akan diisolasi di tengah hutan yang jauh dari pemukiman warga. 

Hutan yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak tahun 1964 ini memiliki wisma yang terdiri dari beberapa kamar atau paviliun.

Baca juga: Viral Video Pasien Rapid Test Reaktif Pilih Naik Motor ke RS untuk Isolasi

Salah satunya komplek Wisma Wanagama milik Fakultas Kehutanan UGM.

"Wisma ini bisa menampung kapasitas maksimal 90 orang," kata Wakil Bupati Immawan Wahyudi di Hutan Wanagama, Senin (18/5/2020).

"Wanagama sudah diperbolehkan untuk menampung rapid test reaktif dan tempatnya juga representatif," kata Immawan. 

Nantinya, wisma itu akan dihuni bagi tenaga medis dan warga yang setelah pemeriksaan rapid test dinyatakan reaktif. Penggunaan wisma ini telah mendapatkan persetujuan dari UGM.

Alasan pemilihan wisma yang terletak di tengah hutan ini, lanjut Immawan, karena suasana tenang, ada fasiltas olah raga, dan berjemur. 

Dari pengamatan di lokasi memang tidak ada suara kendaraan, hanya suara burung dan binatang lainnya.

Sebab, untuk masuk ke wisma hanya ada dua akses yang mudah, dari Desa Banaran dan dari Museum Kayu. Jarang orang yang melintas, hanya penduduk sekitar yang mencari rumput atau ke ladang. 

Saat melakukan pemeriksaan, Immawan pun tampak mengagumi bangunan wisma yang asri dan sejuk. Ia menyempatkan diri masuk ke kamar mandi di salah satu paviliun, di halaman terdapat tumbuhan bunga.

"Suasana tenang seperti ini diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh. Wisma ini jauh dari pemukiman, di tengah hutan, dan yang terpenting masyarakat di sini pun menerima," ucap Immawan.

Fasilitas di dalam paviliun cukup lengkap karena ada kamar mandi dan tempat cuci yang bisa digunakan untuk cuci tangan. Bahkan ada pendingin ruangan.

Jarak antar tempat tidur pun cukup jauh.

Nantinya setiap kamar akan dilengkapi fasilitas oleh Pemkab Gunungkidul, dan tenaga medis yang dipersiapkan.

Adapun fasilitas seperti cuci pakaian, limbah medis sudah dipersiapkan, hingga makanan.

Disinggung persiapan Pemkab Gunungkidul untuk menampung warga dengan hasil rapid test reaktif yang lain, Immawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pusat latihan tempur di Paliyan.

Namun, pusat latihan TNI satu bulan ke depan akan digunakan untuk kegiatan.

Kemungkinan, setelah kegiatan, komunikasi penggunaan di Paliyan akan dilanjutkan setelah kegiatan TNI selesai. Di sana bisa menampung 45-50 orang. 

Baca juga: Penumpang di Bakauheni Keberatan Bayar Rp 300.000 untuk Rapid Test

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, pihaknya melakukan rapid test massal sejak tanggal 12 Mei lalu dan memeriksa 1163 orang dengan hasil reaktif ada 66 orang. Warga yang reaktif termasuk 30 tenaga medis.

"Dari pemeriksaan swab 30 tenaga medis 9 dinyatakan negatif, dan 21 menunggu hasil," kata Dewi. 

Perlu diketahui, Gunungkidul memiliki dua rumah sakit rujukan untuk menampung pasien Covid-19, yakni RSUD Wonosari dan RS Panti Rahayu.

Selain itu, RSUD Saptosari tengah dipersiapkan untuk menampung pasien positif dengan gejala ringan sembari menunggu izin sebagai rumah sakit keluar. 

Data Dinkes pada Minggu (17/5/2020) ini terdapat 150 orang tanpa gejala (OTG) yang reaktif rapid test.

Jumlah itu merupakan angka kumulatif. Sebelum pemeriksaan massal dilakukan, sudah ada sejumlah warga yang dinyatakan reaktif usai dilakukan rapid test.

Sebelumnya dilaporkan, sebanyak 9 pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh pada Sabtu lalu.

Total pasien sembuh saat ini mencapai 21 orang dari 29 kasus positif Covid-19 di Gunungkidul. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com