Awal mula kecelakaan
Nasib nahas yang menimpa Jesika terjadi pada 2014 lalu.
Ketika itu, terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut di daerah Kace.
Lahan milik Rudianto yang hendak ditanami lada dan pisang ikut dilalap "si jago merah".
Rudianto ditemani istrinya Kartini sedang asyik memadamkan api di tengah lahan, saat Jesika tiba-tiba bangun dari tidurnya.
Jesika kemudian keluar dari pondok dan menyusul orangtuanya ke tengah lahan.
"Saat itu terperosok. Lahan lunak, tapi di dalamnya panas masih terbakar," ujar Rudianto saat menceritakan dengan nada lirih.
Saat itu Jesika masih berumur 3 tahun.
Ia merupakan bocah yang periang dan suka nimbrung saat orangtuanya sedang bekerja.
"Tidak lama setelah terperosok langsung diangkat. Tapi waktu itu pakai sandal plastik, hangus melepuh sampai kakinya," kata Rudianto.
Berbagai pengobatan telah dicoba Rudianto. Namun kondisi kaki anaknya tak kunjung membaik.
Berselang 6 tahun sejak kejadian, kondisi kaki Jesika masih membengkak. Jari-jari kakinya hangus terbakar.
Anak kedua dari dua bersaudara ini berharap bisa melanjutkan pengobatan melalui operasi.
"Harapannya supaya putri saya bisa kuat lagi berjalan," ucap Rudianto.
Aktivis perlindungan anak, Sapta Qodriah mengatakan, kehidupan ekonomi yang pas-pasan membuat pengobatan dan pembelian alat bantu bagi Jesika terkendala.
Misalnya seperti sepatu khusus, harganya mencapai jutaan rupiah.
"Butuh uluran tangan dermawan. Saat ini kami coba bantu seadanya, yang penting anak masih sekolah," ujar Sapta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.