Salin Artikel

Kisah Bocah 9 Tahun, Kedua Kaki Melepuh di Lahan Gambut yang Terbakar

Kedua kakinya yang membengkak hingga ke bagian lutut, menyebabkan rasa nyeri saat digunakan berjalan.

Jesika hanya bisa duduk dan berbaring.

Sehari-hari, Jesika hanya bisa melongok dari jendela melihat teman-temannya bermain.

Orangtuanya yang bekerja sebagai petani menjadi teman Jesika di kala waktu senggang.

Namun, dengan kondisi yang terbatas, Jesika masih bisa bersekolah.

Untuk sekolah, dia harus diantar dan dijemput oleh orangtua atau pamannya.

"Kalau berjalan atau bersepeda harus menggunakan sepatu khusus semacam kaki palsu. Tapi belum ada biaya," kata Ayah Jesika, Rudianto (45) saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/5/2020).

Rudianto menuturkan, Jesika tidak bisa berjalan jauh karena bisa menyebabkan kakinya lecet.

Selain itu, rasa nyeri masih kerap dirasakan oleh Jesika.


Awal mula kecelakaan


Nasib nahas yang menimpa Jesika terjadi pada 2014 lalu.

Ketika itu, terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut di daerah Kace.

Lahan milik Rudianto yang hendak ditanami lada dan pisang ikut dilalap "si jago merah".

Rudianto ditemani istrinya Kartini sedang asyik memadamkan api di tengah lahan, saat Jesika tiba-tiba bangun dari tidurnya.

Jesika kemudian keluar dari pondok dan menyusul orangtuanya ke tengah lahan.

"Saat itu terperosok. Lahan lunak, tapi di dalamnya panas masih terbakar," ujar Rudianto saat menceritakan dengan nada lirih.

Saat itu Jesika masih berumur 3 tahun.

Ia merupakan bocah yang periang dan suka nimbrung saat orangtuanya sedang bekerja.

"Tidak lama setelah terperosok langsung diangkat. Tapi waktu itu pakai sandal plastik, hangus melepuh sampai kakinya," kata Rudianto.

Berbagai pengobatan telah dicoba Rudianto. Namun kondisi kaki anaknya tak kunjung membaik.

Berselang 6 tahun sejak kejadian, kondisi kaki Jesika masih membengkak. Jari-jari kakinya hangus terbakar.

Anak kedua dari dua bersaudara ini berharap bisa melanjutkan pengobatan melalui operasi.

"Harapannya supaya putri saya bisa kuat lagi berjalan," ucap Rudianto.

Aktivis perlindungan anak, Sapta Qodriah mengatakan, kehidupan ekonomi yang pas-pasan membuat pengobatan dan pembelian alat bantu bagi Jesika terkendala.

Misalnya seperti sepatu khusus, harganya mencapai jutaan rupiah.

"Butuh uluran tangan dermawan. Saat ini kami coba bantu seadanya, yang penting anak masih sekolah," ujar Sapta.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/04/12142681/kisah-bocah-9-tahun-kedua-kaki-melepuh-di-lahan-gambut-yang-terbakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke