Sementara Epyardi Asda mengaku terbawa emosi saat pembagian sembako yang akan dilakukan di nagari ke-20 dari 74 nagari yang telah direncanakan.
Sembako itu merupakan zakat tahunan Epyardi Asda yang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan bersama keluarga besarnya setiap tahun.
"Saya datang ke Sirukam pada pukul 15.00 WIB. Awalnya, kami datang ke kantor wali nagari, namun kosong. Lalu, ditelepon wali nagari, kata wali nagari tempat pembagian sembako dipindahkan,” ujar Epyardi.
Kemudian Epyardi bersama rombongan mendatangi lokasi yang ditentukan wali nagari itu. Tapi, sampai di lokasi, ia menjumpai banyak anggota polisi dan Satpol PP.
"Saya jadi bingung, ada apa? Lalu, saya pergi ke masjid untuk menunaikan salat, karena waktu ashar sudah masuk. Saat jalan ke masjid, banyak ibu-ibu yang mengeluh dan menangis kepada saya. Mereka mengaku diintimidasi dan diusir oleh Satpol PP, mereka datang ke lokasi hanya untuk melihat, dan itu tidak berkerumunan,” jelas Epyardi.
Karena itulah, Epyardi mengaku emosi.
“Mungkin karena sudah sore dan saya juga capek, bulan Ramadhan juga, sebagai manusia biasa, akhirnya emosi juga saya mendengar banyaknya keluhan dari orang tua kepada saya, Kata mereka acara ini dihalang-halangi oleh petugas,” jelas Epyardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.