Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Video Viral Mantan Anggota DPR Marah dan Ancam Petugas Saat Bagi-bagi Sembako

Kompas.com - 04/05/2020, 12:06 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Video mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asal Sumatera Barat (Sumbar) Epyardi Asda marah-marah kepada personel kepolisian dan Satpol PP viral di media sosial.

Dalam video itu, mantan politisi PPP dan saat ini bergabung dengan PAN itu tampak tak menerima kegiatan pembagian sembakonya dibubarkan saat Sumbar menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Tampak Epyardi Asda tak terima. Ia bersikeras tidak ada aturan yang dilanggarnya. Malah menganggap apa yang dilakukan para petugas menjadi masyarakat tambah takut.

“Lima belas tahun saya jadi anggota DPR RI, saya wakil rakyat secara sah, saya tahu undang-undangnya. Jangan orang kampung ditakuti, saya pembela rakyat, tidak ada aturan yang saya langgar,” kata Epyardi Asda di dalam video itu kepada para personel kepolisian dan Satpol PP.

Baca juga: Korban Prank YouTuber Ferdian Paleka Mengaku Kaget dan Marah Diberi Bingkisan Isi Taoge Busuk

Jika jadi bupati, ancam pecat petugas yang membubarkan

Epyardi malah menegaskan kalau dirinya menjadi bupati nantinya, tidak akan memakai para personel yang berada di lokasi pembagian sembako tersebut.

Rakyat akan berada dengan orang-orang yang benar.

“Bubar enggak Satpol PP ini semuanya, kenapa kalian di kampung kecil ini, kumpul kalian,” katanya dengan nada tinggi.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Jorong Gantiang, Nagari Sirukam, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Kamis (30/4/2020) lalu.

Baca juga: Pemeras Ibu Muda di Solok Selatan hingga Rp 42 Juta Mengaku sebagai Polisi, Awalnya Berkenalan di Facebook

Polisi selidiki unsur pidana yang dilanggar

Kapolres Solok AKBP Azhar Nugroho yang dihubungi Kompas.com, Senin (4/5/2020) membenarkan kejadian tersebut terjadi di Sirukam, Kamis lalu.

Namun Azhar belum bisa memastikan apakah ada unsur pidana yang dilanggar oleh mantan anggota DPR RI itu karena saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Iya benar. Saat ini kita masih dalam tahap penyidikan terhadap kejadian itu," kata Azhar.

 

Mengaku terbawa emosi

Sementara Epyardi Asda mengaku terbawa emosi saat pembagian sembako yang akan dilakukan di nagari ke-20 dari 74 nagari yang telah direncanakan.

Sembako itu merupakan zakat tahunan Epyardi Asda yang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan bersama keluarga besarnya setiap tahun.

"Saya datang ke Sirukam pada pukul 15.00 WIB. Awalnya, kami datang ke kantor wali nagari, namun kosong. Lalu, ditelepon wali nagari, kata wali nagari tempat pembagian sembako dipindahkan,” ujar Epyardi.

Kemudian Epyardi bersama rombongan mendatangi lokasi yang ditentukan wali nagari itu. Tapi, sampai di lokasi, ia menjumpai banyak anggota polisi dan Satpol PP.

"Saya jadi bingung, ada apa? Lalu, saya pergi ke masjid untuk menunaikan salat, karena waktu ashar sudah masuk. Saat jalan ke masjid, banyak ibu-ibu yang mengeluh dan menangis kepada saya. Mereka mengaku diintimidasi dan diusir oleh Satpol PP, mereka datang ke lokasi hanya untuk melihat, dan itu tidak berkerumunan,” jelas Epyardi.

Karena itulah, Epyardi mengaku emosi.

“Mungkin karena sudah sore dan saya juga capek, bulan Ramadhan juga, sebagai manusia biasa, akhirnya emosi juga saya mendengar banyaknya keluhan dari orang tua kepada saya, Kata mereka acara ini dihalang-halangi oleh petugas,” jelas Epyardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com