Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perawat Kaget Melihat Anak Saya Sudah Membeku"

Kompas.com - 03/05/2020, 16:54 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Ditolak karena ruangan penuh

Sesampainya di rumah sakit, mereka harus menunggu lama di dalam mobil ambulans.

Penyebabnya, bayinya ditolak dengan alasan ruangan anak penuh.

Padahal sebelum berangkat ke Padang, pihak keluarga mendapatkan informasi ruangan anak tidak penuh.

"Satu jam lebih anak saya di ambulans. Bahkan oksigennya sampai habis di mobil (ambulans). Setelah berdebat dengan petugas akhirnya mereka terima," kata Rydha.

Isyana akhirnya diizinkan masuk Instalasi Gawat Darurat usai berdebat dengan petugas RSUP M Djamil Padang.

Baca juga: Diajak Berbaur ke Hajatan, Bayi Usia 40 Hari Sesak Napas dan Meninggal

Penanganan terlambat

Ilustrasi bayi, ibu dan bayiShutterstock Ilustrasi bayi, ibu dan bayi
Bayi Isyana terlambat mendapatkan penanganan.

Bahkan pasangan itu terpaksa harus menunggu selama tiga jam.

"Dari pukul 14.00 WIB kami sampai, hingga pukul 17.00 WIB, tidak ada yang memberikan pertolongan apa-apa. Sampai akhirnya anak saya meninggal dunia," jelas Rydha.

Petugas medis, kata dia, dianggap mengesampingkan anaknya yang kritis.

"Mereka lebih mementingkan tes Covid-19 kepada semua pasien yang datang ke IGD dibanding lebih dulu menyelamatkan nyawa seorang anak bayi umur satu bulan dalam kondisi sangat kritis," tutur Ryda.

Isyana pun meninggal dunia karena terlambat ditangani.

Baca juga: 5 Kasus Bayi Positif Covid-19 dalam Sepekan Terakhir, Tertular TKI hingga Orangtua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com