Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tidak Ada Kesadaran Masyarakat, Makassar Berpotensi Jadi Episentrum Covid-19

Kompas.com - 30/04/2020, 17:29 WIB
Himawan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah khusus penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyebut Kota Makassar menjadi salah satu kota episentrum baru kasus virus corona di Indonesia.

Menanggapi pernyataan Achmad Yurianto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin mengatakan, prediksi itu bisa saja terjadi bila tidak ada kesadaran masyarakat untuk menaati aturan pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) sesuai dalam isi Perwali Makassar Nomor 22 Tahun 2020.

Naisyah tak menampik, jumlah pasien positif Covid-19 di Makassar terus meningkat meski PSBB sudah diterapkan.

Baca juga: Tanggapan Pj Wali Kota soal Makassar Episentrum Baru Covid-19

Terakhir, ada 10 penambahan pasien positif di kota ini. 

"Sebenarnya di dalam PSBB semua intervensi sudah ada. Sudah dibuatkan Perwali, seharusnya sekarang dengan penerapan Perwali tinggal kesadaran masyarakat untuk menaatinya," kata Naisyah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/4/2020).

Naisyah mengatakan Kota Makassar sebagai ibu kota Sulawesi Selatan dan pintu gerbang kawasan Indonesia Timur memang membuat kota ini memiliki jumlah pasien positif Covid-19 tertinggi di luar pulau Jawa.

Awalnya, pasien positif Covid-19 di Makassar berasal dari kluster umrah dan kluster pertemuan pendeta di luar Sulsel.

Baca juga: Polisi Akan Tindak Tegas Pengurus Masjid di Makassar yang Masih Gelar Shalat Tarawih

Namun penyebaran melalui transmisi lokal di Kota Makassar saat ini sangat cepat terjadi.

Naisyah mengatakan penularan melalui transmisi lokal saat ini sudah sangat banyak dibanding kasus imported transmission.

Penyebaran cepat membuat seluruh kecamatan di Makassar sudah memiliki pasien positif Covid-19.

"Dari kasus yang ada yang kita lakukan tracing ternyata sudah ada penularan antar orang dengan orang Makassar sendiri," ujar Naisyah.

 

Pilihan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 saat ini, kata Naisyah, ada pada masyarakat itu sendiri.

Pasalnya, pemerintah sudah mengajukan segala cara untuk memutus rantai penyebaran dengan salah satunya menerapkan PSBB. 

Dia pun mengharapkan kerja sama masyarakat untuk menaati aturan PSBB sembari menjalankan kebiasaan seperti bekerja dari rumah, tidak berkumpul dan melakukan pyhsical distancing.

Meski, kata Naisyah, pasien positif Covid-19 yang sembuh mengalami peningkatan yang signifikan tetapi angka kematian pasien positif maupun PDP di Kota Makassar juga terus terjadi.

"Intinya ini akan menyulitkan kami kalau masyarakat sendiri yang tidak menaati aturan. Virus sangat mudah menular. Setiap hari masih terus terjadi kematian kalau tidak salah kemarin masih ada 4 yang positif ini yang harus disadari masyarakat. Ini yang perlu dipahami masyarakat," terang Naisyah.

Baca juga: Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Episentrum Baru Covid-19, Ini Respons Jubir Pemerintah

Sejak kasus pertama pada 19 Maret 2020 lalu, angka pasien yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Kota Makassar terus mengalami peningkatan.

Tercatat hingga Kamis (30/4/2020), data dari posko induk Covid-19 Makassar menyebutkan pasien positif Covid-19 sudah mencapai angka 353 orang.

Sebanyak 241 orang masih dirawat, 84 sembuh, dan 28 penderita meninggal dunia.

Angka pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) di Kota yang sudah menjadi zona merah Covid-19 ini juga terus meningkat.

Hingga hari ini ada 391 pasien PDP dengan rincian 171 dirawat, 165 sehat, dan 55 meninggal dunia.

Sementara ODP berjumlah 923 dengan rincian 236 masih proses pemantauan dan 687 selesai pemantauan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com