Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19, Hilangkan Waswas demi Kemanusiaan

Kompas.com - 29/04/2020, 17:24 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Di balik penanganan Corona Virus Disease-19 (Covid-19), ada mereka yang bertugas menggantarkan pasien yang berpulang ke tempat peristirahatan terakhir.

Salah satunya, Hendra Boim (42). Hendra terpanggil menjadi relawan tim pemakaman pasien Covid-19 di Karawang, Jawa Barat.

Ia mengalahkan rasa waswas demi kemanusiaan.

Hendra tak memungkiri sempat waswas saat pertama kali bergabung dalam tim pemakaman jenazah pasien Corona.

Baca juga: Pengantar Jenazah Covid-19 di Padang Rela Seberangi Sungai demi Tuntaskan Tugas

 

Apalagi, saat awal-awal alat pelindung diri (APD) masih minim. Meski begitu dia ikhlas.

"Keluarga juga sempat waswas. Namun, saya beri pengertian. Terlebih saat tahu jika jenazah sudah disterilkan," kata Hendra ditemui di areal Kantor Bupati Karawang, Rabu (29/4/2020).

Saat pulang ke rumah, ia pun langsung bersih-bersih, menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Setelah itu baru berkumpul dengan keluarga.

Ini bukan kali pertama Hendra menjadi relawan. Ia juga menjadi relawan pasca-tsunami Aceh dan tragedi Sukhoi di Gunung Salak. Namun pengalaman kali ini berbeda.

"Saya sebulan di Aceh saat itu. Ini berbeda karena (virus) ini tak terlihat dan bisa menular," kata dia.

Hatinya pun kalut dan sedih mengetahui jenazah pasien positif Covid-19 ditolak warga saat hendak dimakamkam.

"Nggak karuan, sedih, saat tahu jenazah mereka (pasien Covid-19) ditolak warga," kata dia.

Lantaran ditolak, proses pemakaman pun molor. Jenazah pasien tersebut lantas dikuburkan di areal Taman Makam Pahlawan.

"Bahkan kami juga membuat liang lahat cadangan, kalau-kalau kembali ditolak," ujar Hendra.

Hendra pun menceritakan saat awal ikut bertugas. Saat itu, timnya bertugas memakamkan jenazah pasien Corona di Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru.

"Saat itu yang mengangkat peti hanya empat orang, jaraknya sekitar 500 meter dari jalan, gelap gulita," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com