KOMPAS.com - Sabtu, 11 April 2020, Wali Kota Tanjungpinang Syahrul (60) mengalami, demam, sesak napas dan batuk seperti gejala Covid-19.
Ia pun dilarikan ke ruang isolasi Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Raja Ahmad Thabib (RAT) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).
Selain menunjukkan gejala Covid 19, gula darah sang wali kota juga meningkat.
Untuk memastikan kesehatannya, Syharul menjalani rapid test dan hasilnya adalah non-reaktif corona.
Baca juga: Gunakan Kursi Roda, Istri Wali Kota Tanjungpinang Hadiri Pemakaman Suaminya
Ia lalu menjalani tes swab. Senin (13/4.2020) hasi tes keluar dan Wali Kota Tanjungpinang dinyatakan positif Covid-19.
Rabu (15/4/2020) pagi, kondisi Wali Kota Tanjungpinang dilaporkan kondisinya terus membaik. Namun ia masih menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan. Syahrul juga sempat membutuhkan 20 kantong darah golongan O untuk tranfusi darah.
Setelah menjalani perawatan selama 17 hari, Syharul dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (28/4/2020) sekitar pukul 16.45 WIB.
Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang Dimakamkan Tanpa Upacara dan Sesuai Protokol Covid-19
Ia menghembuskan napas terakhir diusia 60 tahun saat menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Raja Ahmad Thabib (RAT) Tanjungpinang.
Sang wali kota dimakamkan pada Selasa malam di Taman Makam Pahlawan Pusara Bhakti Batu 5 Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Proses pemakaman digelar sederhana, tanpa ada upacara sebagaimana biasanya yang dilakukan pada seorang pejabat negara.
Tepat pukul 21.00 WIB, jenazah Syahrul dimakamkan persis di sebelah makam mantan Gubernur Kepri, HM Sani.
Baca juga: Petugas Gali Kubur Siapkan Proses Pemakaman Wali Kota Tanjungpinang di TMP Batu 5
Proses pemakaman sang wali kota mengikuti protokol kesehatan untuk pasien corona.
Acara ditutup dengan doa dan proses tabur bunga yang dilakukan oleh kerabat dan keluarga Syahrul.
Meski pemakaman ini bagi pasien corona, sejumlah warga Tanjungpinang dari kejauhan terlihat ikut menyaksikan proses pemakaman sang kepala daerah.
Masyarakat berada di balik penjagaan ketat aparat keamanan.
Baca juga: Mengenang Sosok Wali Kota Tanjungpinang, Berjualan Kue Semasa SD, Jadi Buruh Cengkeh Saat SMP
Sang istri yang berusia 53 tahun terpapar dari suaminya, Wali Kota Tanjungpinang.
“Berdasarkan anamnesa, pasien pernah melakukan perjalanan ke Sumbar dan ke Batam dalam 3 minggu terakhir. Akan tetapi saat ini kondisinya stabil,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana.
Baca juga: Kabar Duka, Wali Kota Tanjungpinang Meninggal Dunia karena Corona
Saat pemakaman Wali Kota Tanjungpinang, sang istri hadir di YMP Pusara Bhakti Batu 5.
Ia hadir dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan duduk di kursi roda.
Sang istri terlihat tegar menyaksikan pemakaman suaminya. Usai upacara tabur bunga, sang istri langsung dibawa menaiki ambulans ke RSUP RAT untuk kembali menjalani perawatan medis.
Baca juga: Istri Wali Kota Tanjungpinang dan Dokter Pribadinya Positif Corona
Tak hanya cucu dan istri. Dokter pribadi sang wali kota, yakni pria berusia 36 tahun juga dinyatakan positif corona.
Sang dokter tidak mempunyai riwayat perjalanan keluar kota dalam satu bulan terakhir.
Namun ia merawat Wali Kota Tanjungpinang di rumah selama kurang lebih satu minggu.
“Kasus ini berkaitan erat dengan kasus 013 Tanjungpinang dan kasus nomor 019 Tanjungpinang, sehingga dimasukkan dalam kluster yang sama. Bahkan saat ini kondisi yang bersangkutan dalam kondisi stabil,” kata Tjetjep
Baca juga: Cucu Wali Kota Positif Corona, Jumlah Pasien Covid-19 di Tanjungpinang Jadi 21 Orang
Saat duduk di kelas 4 SD dia penah menjual kue dan es keliling kampung. Setelah lulus SD 56 /V Tarempa tahun 1975, Syahrul kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Tarempa.
Sayangnya ia tak lulus SMEP dan memutuskan menjadi buruh di perkebunan cengkeh untuk membantu ekonomi keluarganya.
Setelah SMEP dilebur menjadi SMP, Syahrul muda kembali melanjutkan sekolah di SMP Negeri Tarempa dan lulus tahun 1980.
Baca juga: Sempat Drop karena Corona, Kondisi Wali Kota Tanjungpinang Kini Membaik dan Stabil
Syahrul mueda sempat menjadi guru setelah lulus SPG pada tahun 1983. Ia pun aktif dikegiatan MUI, NU, LPTQ hingga menjadi ketua PGRI
Aktivitas tersebut mengantarkan ia menjabat sebagai Wakil Wali kota Tanjungpinang periode 2013-2018 mendampingi Lis Darmansyah.
21 September 2018 Syahrul resmi menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang. Ia dilantik bersama wakilnya Hj Rahma Sip.
Namun takdir berkata lain. Syahrul menghadap Sang Khalik pada Senin 28 April 2020 sekitar pukul 16.45 WIB setelah dinyatakan terpapar covid-19.
Ayah Syahrul meninggalkan seorang istri yang bermana Jauriyah dan tiga orang anak (seorang putera dan dua orang putri).
Saat ini istri dan cucunya juga terkonfirmasi terpapar covid-19 yang saat ini masih menjalani proses isolasi di RSUP RAT Tanjungpinang.
SUMBER: KOMPAS.co, (Penulis: Hadi Maulana | Editor: Abba Gabrillin, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.