Kejadian aneh terlihat di perairan Pelabuhan Tanjung Tembaga dan pelabuhan perikanan pantai di Kecamatan Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur.
Ubur-ubur dalam jumlah tak terhitung muncul di permukaan air.
Watga setempat mengatakan peristiwa itu wajar terjadi di daerahnya.
Namun tetap saja hal itu mencuri perhatian masyarakat hingga banyak yang datang menonton.
“Bagi kami ini hiburan. Tapi, warga yang biasanya mandi di laut baik untuk terapi maupun untuk berlibur, harus menundanya karena ubur-ubur ini bikin gatal tubuh,” kata Neli kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Sedangkan para nelayan merasa terganggu dengan munculnya ubur-ubur.
Lantaran baling-baling kapal mereka sering tersangkut ubur-ubur.
Baca juga: Perairan Pelabuhan di Probolinggo Memutih, Rupanya Ubur-ubur yang Jumlahnya Tak Terhitung
Yuli bercerita bahwa dia beserta empat anakn dan suami yang bekerja sebagai pemulung terpaksa hanya minum air galon untuk mengganjal perut mereka.
Penghasilan Rp 25 ribu yang biasa mereka peroleh, kini tak bisa lagi didapat di tengah krisis.
Usai berita mengenai kondisi keluarganya menyebar, Yuli dikabarkan telah mendapat bantuan.
Namun, Yuli kemudian meninggal pada Senin (20/4/2020) dan belum diketahui penyebabnya.
Kabar kematian Yuli dibenarkan oleh pemerintah Kota Serang.
"Ya betul, meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Sindangdaru," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang Hari Pamungkas.
Namun, dokter belum menyimpulkan lantaran apa Yuli meninggal.
"Dokter enggak berani menyimpulkan sakit apa karena almarhumah meninggal dalam perjalanan dan di luar sepengetahuan dokter," kata dia.
Hari mengatakan, usai berita mengenai keluarga Yuli kelaparan, pemerintah telah memberikan bantuan.
"Keluarga almarhumah itu sudah terdata penerima bantuan terdampak Covid-19, Sabtu kemarin pihak pemkot sudah berikan bantuan itu," tutur dia.
Baca juga: Curhat Berlinang Air Mata Sebelum Meninggal, Yuli: Enggak Makan Dua Hari, Anak Sempat Sakit