Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Mahasiswa Sumbar di Mesir Terjebak "Lockdown" Covid-19, Mengeluh Kekurangan Bekal

Kompas.com - 15/04/2020, 08:26 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Akibat kebijakan Pemerintah Mesir memberlakukan partial lockdown atau karantina wilayah secara parsial sejak 15 Maret 2020, ratusan mahasiswa asal Sumatera Barat (Sumbar) di negara itu tidak bisa pulang.

Kini mereka mengeluhkan kekurangan bekal.

Tercatat ada 320 mahasiswa Sumbar yang tergabung dalam Kesepakatan Mahasiswa Mesir (KMM).

"Kita kekurangan bekal akibat lockdown akibat wabah Covid-19 yang diberlakukan Mesir sejak 15 Maret lalu," kata Ketua KMM Abdan Syukri yang dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (14/4/2020) malam.

Baca juga: Orangtua Mahasiswa Aceh yang Terisolasi di Wuhan Khawatir Bahan Makanan Habis

Abdan mengatakan, Pemerintah Mesir melarang orang keluar rumah dari pukul 20.00 sampai 06.00 waktu setempat.

Akibatnya, mahasiswa yang bekerja sambil kuliah tak bisa bekerja sehingga kekurangan bekal. 

Sebanyak 75 orang anggota KMM di antaranya kuliah sambil bekerja dan tak mendapatkan kiriman dari orang tua.

Ada juga di antara mereka yang mendapatkan kiriman, tetapi tak cukup sehingga harus bekerja. Karena itu, karantina wilayah memberatkan mereka. 

"Apalagi Pemerintah Mesir menerapkan denda Rp 4 juta jika melanggar aturan karantina," jelas Abdan.

Baca juga: Kisah Rangga, Mahasiswa S2 Filsafat UGM Seminar Tesis Online, Bergantung Koneksi Internet

Masih ada kuliah daring

Menurut Abdan, mahasiswa yang kekurangan bekal dan kiriman itu mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah ataupun lembaga di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.

"Seandainya lockdown terus berlanjut, harga bahan pokok akan naik. Kini harga bahan pokok belum naik signifikan," jelas Abdan.

Abdan menginformasikan bahwa mahasiswa Minang di Mesir tidak bisa pulang karena masih kuliah (daring/online) dan akan ujian akhir semester (daring) pada 31 Mei. 

Kemudian, karena trafik peningkatan kasus di Indonesia jauh lebih tinggi daripada Mesir sehingga ditakutkan tertular Covid-19.

"Selain itu, bandara ditutup sejak 15 Maret. Kita tidak bisa pulang," jelas Abdan.

Baca juga: Gubernur Riau Beri Bantuan Uang untuk Mahasiswa yang Terisolasi di Wuhan

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com