Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Mengikuti Jejak Binatang Buas yang Memangsa Ternaknya hingga Masuk Hutan

Kompas.com - 09/04/2020, 15:43 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Warga di Kampung Karikil, Desa Cikurutug, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat mengaku hewan ternaknya di dalam kandang hilang diduga dimangsa binatang buas.

Namun belum mengetahui pasti binatang buas apa yang menerkam anak kambing berusia sekitar lima bulan itu.

Hanya saja pemilik kambing sempat menelusuri jejak binatang buas itu dan menemukan sisa tubuh kambing di dalam hutan pinus.

Dalam catatan Balai Besar Konservasi Sunber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat pada Desember 2012 lalu satu ekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) dievakuasi ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) di Nyalindung.

Hingga saat ini warga kampung terletak di ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut (m dpl) yang berlokasi di pinggiran hutan dikelola Perum Perhutani Cianjur masih mengkhawatirkan binatang buas itu kembali memangsa ternak peliharaan mereka.

"Ketahuannya saat saya akan ngasih pakan Kamis pagi. Dari sembilan ekor kambing hilang satu ekor," ungkap  Parman Suherman (52) saat berbincang dengan Kompas.com di kediamannya Kampung Karikil, Rabu (8/4/2020) sore.

Baca juga: Seekor Macan Tutul Terjebak di Peternakan Ayam Selabintana Sukabumi

Parman meyakini hilangnya seekor anak kambing itu bukan dicuri orang, melainkan oleh binatang. Karena lanjut dia sempat melihat jejak dari kaki satwa yang diduga menyeret anak kambing hingga ke dalam hutan.

Selain itu, dia juga menemukan sisa anggota tubuh kambing yang sudah tidak utuh, berupa sebagian kepala dan badannya. Sisa anggota tubuh kambing ditemukan sekitar 2 kilometer dari rumahnya.

"Melihat jejak kakinya ada bekas kukunya di tanah. Tapi saya tidak bisa memastikan binatang buas itu, apakah sejenis kucing, atau atau binatang lainnya," ujar mantan Kepala Dusun Cipacing desa setempat.

Baca juga: Macan Tutul yang Terjebak di Peternakan Ayam Sukabumi Dievakuasi ke Taman Safari Indonesia

 

 

 

Pernah evakuasi macan tutul pada 2012 

Dua warga melintas kandang yang satu ekor kambingnya dimangsa binatang buas di Kampung Karikil, Desa Cikurutug, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/4/2020)KOMPAS.COM/BUDIYANTO Dua warga melintas kandang yang satu ekor kambingnya dimangsa binatang buas di Kampung Karikil, Desa Cikurutug, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/4/2020)
Laporan hewan ternak milik warga diduga dimangsa binatang buas telah diketahui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.

Satu tim BBKSSDA Jabar Resor Sukabumi dibantu Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga ( PPSC) langsung mengecek lokasi, Rabu (8/4/2020).

Kepala BBKSSDA Jabar Resor Sukabumi, Oyok Herlan mengatakan pihaknya mendapatkan laporan  adanya macan tutul yang memangsa hewan ternak di Kampung Karikil dari Perbakin Sukabumi ke Kantor Bidang di Bogor.

Pihaknya kemudian mengecek ke lokasi.

Baca juga: Macan Tutul yang Terjebak di Peternakan Ayam Sukabumi Mati di Taman Safari Indonesia

"Hasil dari penuturan warga memang ada warga yang kehilangan satu ternak kambingnya dan ayam luka tergores. Namun belum ada warga yang secara langsung melihat macan tutul," kata Oyok selesai pengecekan lokasi, Rabu.

Menurut dia, pada tahun 2012 lalu pihaknya sempat mengevakuasi satu ekor macan tutul jawa yang lokasinya hanya sekitar 1 kilometer ke lokasi yang saat ini kehilangan hewan ternaknya.

"Kampung Karikil ini berbatasan langsung dengan kawasan hutan Perum Perhutani. Jadi tidak menutup kemungkinan kawasan pinggiran hutannya menjadi daerah jelajahnya," ujar dia.

Menurut Oyok pihaknya akan secepatnya melaporkan hasil penyelidikan ini dan ditindaklanjuti dengan berbagai upaya. Seperti sosialisasi kepada masyarakat mengenai macan tutul jawa sebagai salah satu satwa dilindungi dengan status terancam punah.

"Macan tutul juga merupakan pemangsa babi. Kami juga akan melakukan langkah pencegahan agar macan tutul ini tidak kembali masuk ke perkampungan,' kata dia.

Baca juga: Macan Tutul di Taman Safari Indonesia Mati karena Syok dan Dehidrasi

 

Habitat alami terganggu kegiatan manusia

Direktur PPSC Resit Sozer menjelaskan hasil penuturan warga pihaknya belum bisa menyimpulkan hewan pemangsa ternak milik warga. Hanya saja dari informasi awal yang diterima pemangsa kambing ini diduga macan tutul.

"Macan tutul ini masuk kampung diduga habitat alaminya terganggu. Tadi ada informasi warga di sekitar pinggiran hutan ada pembangunan jalan untuk motor cross, juga sering adanya perburuan," jelas dia.

"Ada kemungkinan macan tutul ini terganggu dari suara bising, dan kegiatan manusia maupun mangsanya berkurang. Akibatnya macan terdesak masuk kampung mengambil kambing untuk bertahan hidup," sambung Resit.

Baca juga: Kisah Penyelamatan Anak Macan Tutul Terjebak di Peternakan Ayam, Kelaparan dan Gigit Sepatu Boots

Dia menuturkan hasil penyelidiikannya ada informasi bila macan tutul ini sedang membawa anak-anaknya. Bila macan tutul punya anak tentu desakan untuk mencari pakan lebih tinggi.

"Tidak bisa meninggalkan anaknya untuk jauh berburu, jadi apapun yang dekat termasuk di kampung manusia yang sebenarnya ditakuti macan tutul akan mencari makan untuk anaknya," tutur ahli satwa liar itu.

Resit mengusulkan untuk sementara macan tutul jawa ini dihalau atau diusir agar tidak masuk perkampungan. Berbagai cara dan teknik pernah dilakukan di  beberapa daerah konflik dan telah berhasil.

"Bisa ditebar kotoran singa di sekitaran perkampungan" kata dia kepada Kompas.com.

"Tidak perlu ditangkap, karena bila ditangkap akan ada masalah baru," pungkas Resit.

Baca juga: Macan Tutul Ditemukan Mati Dekat Kandang Sapi di Pati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com