Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengusaha UMKM, Rela Rugi demi APD bagi Tenaga Medis

Kompas.com - 03/04/2020, 08:00 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Mereka seolah berpacu dengan waktu, lantaran permintaan APD yang terus meningkat.

Meski begitu, dia memprioritaskan distribusi APD ke rumah sakit rujukan dan rumah sakit pemerintah untuk digunakan oleh para tenaga kesehatan.

"Kita kan UMKM kecil, dana terbatas dan kain sulit dicari. Makanya kita prioritaskan untuk rumah sakit rujukan dulu," kata dia.

Bahan baku yang sulit didapat

Terkait bahan, dia menuturkan, bahan yang digunakan untuk APD jauh berbeda dengan baju yang biasa.

Kain taslan yang digunakan terbuat dari jenis serat sintetis. Sementara, resleting yang digunakan berbahan anti air.

Namun, saat ini Aninditia hanya mampu memproduksi 2.500 APD, karena sulitnya mendapatkan bahan kain tersebut.

Secara standar kesehatan, menurut Aninditia, APD tersebut tidak 100 persen mampu melindungi para tenaga kesehatan.

Namun, setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter di Bogor, bahan yang digunakan ini dinyatakan cukup layak untuk digunakan.

"Bahan ini mampu menahan tekanan dua pascal. Secara medis bisa membantu, karena terbuat dari plastik, jadi bisa dicuci. Tapi bahannya juga sudah mulai susah didapat saat ini," kata dia.

Siap rugi demi kemanusiaan

Menurut Aninditia, biaya produksi untuk satu APD mencapai Rp 150.000.

Namun, dirinya tidak memusingkan hal itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com