KOMPAS.com- Penolakan pemakaman jenazah pasien corona masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, jenazah positif corona terpaksa harus tertahan di mobil ambulans selama berjam-jam lantaran pemakamannya ditolak warga.
Di Sumedang , Jawa Barat, jenazah seorang profesor yang meninggal dunia setelah terjangkit virus corona juga mengalami hal serupa.
Jenazah ditolak di beberapa tempat pemakaman sehingga petugas kesulitan menguburkan almarhum.
Berikut sederet kisah penolakan warga terhadap pemakaman jenazah korban corona di Indonesia yang dirangkum oleh Kompas.com :
Baca juga: Fakta Sembuhnya Pasien Corona di Solo, Gejala Selalu Kehausan dan Rutin Konsumsi Empon-empon
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, pasien itu dinyatakan meninggal dunia Minggu (29/3/2020) dini hari.
Saat hendak dikremasi, warga beramai-ramai menolak jenazahnya.
Bahkan, mobil ambulans yang mengangkut jenazah dilarang melintas.
"Iya betul, kemarin sempat ada penolakan jenazah untuk dikremasi dan warga yang melarang jenazah dari ambulans melintas lokasi krematorium di Kampung Cisapi, Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya," kata dia.
Baca juga: Sederet Kisah Perjuangan Mereka yang Berhasil Sembuh dari Covid-19..
Tim medis sempat merasa khawatir. Sebab, kata Uus, jenazah yang dibungkus plastik dengan peti mati lebih dari 4 jam akan sangat berbahaya menularkan virus.
"Kalau jenazah itu belum diproses lebih dari 4 jam itu bahaya menularkan," ujar dia.
Dalam peristiwa itu, Kepolisian, TNI dan Pemkot Tasikmalaya terjun langsung memberikan pemahaman.
"Tadi Pak Kapolres, Pak Dandim sama Pak Wali Kota turun langsung berkoordinasi dengan masyarakat. Sampai akhirnya tengah malam tadi bisa dikremasi dan dikuburkan dini hari tadi," beber Uus.
Baca juga: Berjuang Lawan Covid-19 Sampai Sembuh, Christina: Ini Bukan Virus Biasa, Saya Sudah Mengalami