Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Miliki APD Memadai, Klinik di Bantul Tak Bisa Tangani PDP, Sempat Menelepon 23 RS

Kompas.com - 31/03/2020, 15:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dokter Sagiran, pemilik Klinik Nur Hidayah, Bantul, membuat video permintaan agar pasien dalam pengawasan (PDP) corona yang datang ke kliniknya segera ditangani.

Ia mengatakan, tenaga medis di kliniknya tak memiliki APD sehingga tak bisa menangani pasien secara maksimal.

Dokter Sarigan yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Bantul mengatakan, tensi PDP di kliniknya hanya 80.

Menurut Sarigan, ia berusaha menghubungi 23 rumah sakit. Namun, tidak ada satu pun rumah sakit yang menerima.

Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, Bantul Siap Bangun RS Darurat

Ia meminta bantuan dari pemerintah agar pasien bisa segera tertangani.

"Assalamualaikum Bapak Kepala dinas Kabupaten Bantul, Bapak Ketua Satgas COVID-19 Bantul, Bapak Bupati, para anggota dewan. Tolonglah kami," kata Sagiran dalam video itu.

"Sekarang kami di Klinik Nur Hidayah ada satu pasien PDP kondisi kritis ada di dalam. Kita sudah menelepon 23 rumah sakit tidak ada yang mau terima.kami punya APD seadanya karena tidak ada bantuan, tidak bisa mengadakan sendiri."

Baca juga: Dokter di Bantul Curhat 23 RS Tolak PDP Corona yang Kritis, Kini Pasien Sudah Ditangani

"Tolong kerahkan entah tim apa namanya supaya menolong pasien sedang kritis di dalam, tensinya tinggal 80, kami sangat menunggu saat ini juga."

"Saya dokter Sagiran, saya Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Bantul. Saya mengunggah ini karena prihatin tidak mau menerima. Tolong Pak. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Sagiran.

Video berdurasi 1.05 menit tersebut sempat viral di media sosial.

Baca juga: Pasien Positif Corona di Bantul Tambah Dua Orang

Pasien dikirim ke rumah sakit rujukan

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Helmi Jamharis mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bantul sudah merespon terkait infa adanya PDP di Klinik Nur Hidayah.

Ia mengatakan ada tiga PDP dari Klinik Nur Hidayah yang telah dikirim ke rumah satu rujukan.

Dua PDP di RSUP dr Sardjito Yogyakarta dan satu pasien di RS UII.

"Tiga pasien di RS Nur Hidayah sudah tertangani sesuai dengan ketentuan," kata Helmi.

Saat ini pasien tersebut telah mendapatkan penanganan medis di rumah sakit rujukan.

Baca juga: Cegah Corona, Warga Dusun di Bantul Buat Gapura Disinfektan yang Menyemprot Otomatis

Helmi juga mengatakan siapapun yang mengunggah informasi ke media sosial, sebaiknya konfirmasi lebih dulu ke Gugus Tugas atau ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

"Sehingga dengan cara demikian, kita langsung dengan cepat menyelesaikan persoalan sebelum terjadi keresahan di tengah masyarakat," ucap Helmi.

Sementara itu Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Infeksi COVID-19, dr. Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan salah satu PDP masih menunggu tempat karena pasien butuh ventilator.

Baca juga: Cegah Corona, Warga Dusun di Bantul Buat Gapura Disinfektan yang Menyemprot Otomatis

Sementara tidak semua rumah sakit memiliki ventilator atau alat bantu pernapasan. Sri Wahyu mejelskan pihaknya masih belum memiliki data kondisi pasien.

"Belum tahu, baru, ini tidak ada di daftar kita," kata Sri Wahyu.

Setelah semua PDP ditangani, dokter Sarigan mengucapkan terimakasih atas respon cepat yang dilakukan oleh Pemkab Bantul.

"Terima kasih atas responnya yang luar biasa, tiga pasien kita dua sudah berangkat sardjito, satu menunggu konfirmasi RS UII. Mari kita tangani bersama kami undang kami ajak kita terus semangati ayo hadapi Covid-19," kata dr Sagiran.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com