Di Banda Aceh, salah satu pemilik Kedai Leuser Kopi, Danurfan, membagikan 25-250 cup kopi gratis untuk tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) sejak 18 Maret 2020 lalu.
Kopi gratis itu sebagai bentuk dukungannya kepada para tim medis yang tetap bertugas di tengah wabah corona.
"Ini sebagai bentuk dukungan saya kepada tim medis, mereka yang rela bertaruh nyawa siang dan malam bekerja melawan corona. Artinya mereka tidak sendiri bekerja, kami selaku warga ada di belakang mereka,” kata Danurfan kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
Ia bercerita omzetnya turun 70 persen selama wabah virus corona.
Namun ia tetap menginisiasi aksi kepedulian ini serta terus memberikan dukungan sesuai kemampuan yang ia miliki, agar wabah corona segera berlalu.
Baca juga: Pengusaha Bagi Kopi Gratis untuk Tim Medis yang Berjuang Tangani Pasien Covid-19
Ana Liana warga Bali adalah yang membagikan informasi kerjasama solidaritas antara Restoran Little Hongkong Bali dengan dirinya di akun Facebook.
"Jadi tanggal 20 Maret 2020, Pak Kiode (pemilik restoran) WhatsApp saya untuk support makanan. Lalu saya langsung komunikasikan dengan pihak RSUP Sanglah untuk support semua makanan buat tim medis yang menangani Covid-19," kata Ana ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
Baca juga: 121 Tenaga Medis RSUD Banten Minta Dikarantina
Menurut Ana, sang pemilik restoran Little Hongkong juga mengaku senang karena bisa ikut membantu.
"Sangat sangat bahagia diberi kesempatan ikut berbuat kebajikan. Jadi kami saling laporan terkait pengiriman bantuan makanan setiap harinya selama satu bulan," jelasnya.
Sementara itu untuk makan siang, Depot Wira di Bali bersedia menyediakan untuk para tenaga medis di Sanglah.
"Mereka sangat terharu dan berterima kasih. Kami pun yang ikut membantu ikut terharu. Saya terharu akhirnya bisa berbuat sesuatu untuk menolong Bali dan Indonesia," terang Ana.
Baca juga: Restoran Little Hongkong di Bali Berbagi Makanan untuk Tenaga Medis Covid-19
Homestay tersebut milik Brili Agung Direktur Utama PT Aksara Investama Propetindo
Brili mengatakan tenaga kesehatan yang mengurusi pasien corona (Covid-19) merupakan pejuang yang tugasnya paling berat dan paling berisiko terpapar.
"Wajahnya tertutup masker, tapi perannya terlihat dengan nyata," kata Brili melalui keterangan tertulis, Sabtu (28/3/2020).
Baca juga: Pasangan Pengantin di Kota Banjar Gelar Akad Nikah Pakai Masker, Resepsi Dibatalkan
Brili meminta kepada masyarakat agar tidak membiarkan tenaga kesehatan bertarung sendiri di garda terdepan. Menurut Brili perlu kerjasama seluruh pihak untuk menghadapi wabah corona.
"Kepada seluruh pihak yang dapat membantu, Banyumas memanggil kita semua. Bagi yang ingin menyumbangkan makanan atau bantuan lainnya, bisa hubungi saya. Saya dibantu juga oleh Cozy Coz Care untuk penggalangan dananya," ujar Brili.
Baca juga: Ada Tenaga Medis Diusir dari Kontrakan Jadi Alasan Pengusaha Ini Sumbangkan Homestaynya
Helm ini diciptakan sebagai bagian perlindungan diri para tenaga medis yang menangani pasien kasus infeksi virus corona.
Ketua Tim Peneliti CIMEDs, Dr. Suyitno, ST., M.Sc, mengungkapkan, pelindung wajah ini bisa digunakan untuk melindungi tenaga medis dari percikan cairan maupun embusan napas secara langsung dari pasien Covid-19.
"Kalau helm ini tahan lama. Namun berapa lama, pastinya kita lihat nanti di lapangan. Ini dipergunakan untuk tenaga medis, untuk (menangani) Covid-19," ujar Suyitno saat dikonfirmasi Kompas.com pada Jumat (27/3/2020).
Suyitno menjelaskan pihaknya telah memproduksi 600 buah helm yang telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas yang membutuhkan.
Baca juga: Helm Purwarupa dari UGM, Helm Pelindung untuk Tenaga Medis
Sehari-hari perempuan yang akrab dipanggil Lionk itu membuat gaun pesta dan gaun pengantin.
Kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020), Lionk telah mengirim 50 APD ke salah satu rumah sakit di Lampung pada Kamis (26/3/2020).
Ia juga berencana mengirim APD ke NTT dan NTB.
Baca juga: Antisipasi Corona, Gubernur NTT Potong Biaya Perjalanan Dinas Pejabat dan ASN 6 Bulan
Lionk mengaku fokus untuk membantu penanganan APD di daerah ketimbang ibu Kota Jakarta lantaran daerah sulit terjangkau untuk bantuan APD.
Untuk memproduksi APD dia akan menambah tukang jahit menjadi enam orang untuk memproduksi 100 APD yang akan dikirim ke daerah.
"Ini hari kedua. Bisa produksi banyak, aku berharap semua petugas kesehatan punya APD. Sekarang kan ibarat Avenger kita kalau mati, kita semua udah pada kayak zombie," kata dia.
Walaupun telah mendapatkan donasi, Lionk mengaku kesulitan memperoleh bahan kain APD.
"Tapi kendala di kain, ternyata kainnya enggak ready dari Bandung, enggak ada yang mau kirim," kata dia.
Baca juga: Desainer Ini Buatkan APD Gratis karena Terenyuh Lihat Tim Medis Covid-19 Pakai Plastik Sampah
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dani Prabowo, Hendra Cipto, Raja Umar, Nicholas Ryan Aditya, Fadlan Mukhtar Zain, Retia Kartika Dewi, Singgih Wiryono | Editor: Khairina, Kristian Erdianto, Aprillia Ika, Yuharrani Aisyah, Teuku Muhammad Valdy Arief, Inggried Dwi Wedhaswary, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.