Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Minta IT Telkom Surabaya Buatkan Bilik Sterilisasi Virus Corona, Begini Cara Kerjanya

Kompas.com - 19/03/2020, 19:17 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus bergerak menanggapi temuan enam warga Surabaya yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Terbaru, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Institut Teknologi (IT) Telkom Surabaya mengembangkan bilik sterilisasi atau sterillization chamber.

Kepala Prodi Teknik Komputer IT Telkom Surabaya Helmi Widiyantara yang juga tim teknis pembuatan bilim sterilisasi ini mengatakan, ide membuat bilik sterilisasi ini diprakarsai Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono.

Baca juga: Risma: Kita Harus Hadapi Cobaan Ini dengan Senyuman

Menurut dia, staf Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta rektor IT Telkom Surabaya untuk mencarikan solusi pencegahan efektif agar bisa menekan laju penyebaran virus corona di Kota Surabaya.

Rektor IT Telkom Surabaya, kata Helmi, akhirnya membentuk tim untuk membuat prototipe bilik steril demi mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.

Tri Arif memimpin langsung pembuatan alat tersebut.

"Jadi ini kan kebetulan Pak Rektor kita, Dr Tri Arif Sarjono mendapatkan ini dari staf-nya Bu Risma, bahwa pemkot sedang membutuhkan peralatan seperti itu (bilik sterilisasi) dikarenakan wabah Covid-19 menjalar begitu cepat," kata Helmi kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

"Terus kemudian penanganan-penanganan yang sudah dilakukan pemkot juga sudah mengeluarkan energinya sebegitu besarnya. Beliau itu (Risma) intinya mengajak masyarakat membantu pemkot untuk bisa bergerak memberikan perlawanan terhadap virus tersebut," ujar Helmi lagi.

IT Telkom Surabaya menangkap respons Risma dan Pemkot Surabaya dengan bergerak cepat melakukan eksperimen dengan membuat bilik sterilisasi.

Bilik itu dilengkapi sebuah blower yang berisi cairan disinfektan dan bisa dimasuki satu orang secara bergiliran.

Nantinya, apabila alat ini sudah bisa diproduksi massal, setiap orang yang hendak mengunjungi fasilitas publik, rumah sakit, tempat keramaian, maupun menuju kantor-kantor pemerintah, harus lebih dulu masuk ke bilik sterilisasi tersebut.

Sehingga, kuman maupun virus yang menempel di tubuh maupun pakaian setiap orang, bisa kembali steril setelah disemprotkan cairan disinfektan melalui blower yang ada di bilik.

Helmi mengatakan, IT Telkom Surabaya sudah membuat satu bilik sterilisasi dan ditunjukkan kepada Risma di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Rabu (18/3/2020).

"Sudah dibawa ke kediaman Bu Risma dan kemudian kita bawa lagi untuk disempurnakan," kata Helmi.

Baca juga: Dibuat di Dapur Umum, Ribuan Minuman Jahe Racikan Risma Dibagikan ke Warga Surabaya

Menurut dia, Risma memberikan respons yang baik saat melihat bilik sterilisasi tim IT Telkom Surabaya.

"Alhamdulillah beliau merespons baik. Beliau senang ketika keinginan beliau itu segera mendapatkan tanggapan dari teman-teman, untuk bersama-sama berjuang menyelesaikan masalah bangsa ini terkait dengan virus ini," ujar dia.

Risma meminta tim yang menggarap prototipe itu untuk selalu melaporkan perkembangan riset pembuatan bilik secara berkelanjutan.

Risma, kata Helmi, juga menurunkan staf ahli dan Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya untuk ikut bekerjasama membantu pembuatan alat tersebut.

Meski demikian, ia belum bisa memastikan kapan riset pembuatan bilik sterilisasi akan rampung. Sebab penelitian ini masih dalam skala percobaan awal.

"Untuk target kita tidak bisa memastikan atau tidak bisa bicara tentang target. Tapi yang jelas, sekecil apa pun beliau minta dilapori, termasuk yang dari model panel. Misalnya masuk ke rumah sakit dan sebagainya, sedang dipikirkan oleh Pak rektor, tim kami sedang bekerja untuk itu," jelas Helmi.

Sebelum diproduksi massal, bilik sterilisasi ini juga akan dilakukan uji laboratorium untuk mengukur seberapa efektif alat tersebut membuat tubuh steril dan tidak mudah terpapar virus.

"Ini kan masih prototipe percobaan ya skala penelitiannya. Itu tetap harus kita improvement dan juga kita sama pak rektor tadi akan dilakukan uji coba dan sebagainya," tutur Helmi.

"Jadi termasuk disinfektannya yang bagaimana, itu kita akan uji laboratorium. Jadi prosesnya masih tahap awal. Kita berharap bisa secepatnya, tapi kan paling tidak kita sudah mencoba," ujar dia lagi.

Ia menegaskan, IT Telkom Surabaya terus berusaha untuk membantu Pemkot Surabaya menyelesaikan masalah berkaitan meluasnya penyeberan Covid-19.

"Karena Bu Risma bilang, kalau harus membagi-bagikan masker dan sebagainya rasanya kurang efektif, dan ini harga masker sudah mahal. Beliau sudah enggak bisa lagi beli. Bukan karena enggak ada uang, tetapi barang itu dilempar ke luar negeri, karena di luar negeri jauh lebih mahal," kata Helmi.

"Kita intinya ingin membantu Bu Risma menyelesaikan itu dan kita diajak ke kediamannya untuk berdiskusi dan bu Risma meminta update. Meski tidak tahu akan selesai kapan, kami akan bergerak terus," ucap Helmi mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com