Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD: Stop Buang Sampah ke Sungai Jika Tak Mau Cianjur Jadi Langganan Banjir

Kompas.com - 18/03/2020, 18:56 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Bencana banjir yang kerap terjadi saat musim penghujan di sejumlah tempat di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, disebabkan luapan air sungai.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan mengatakan, luapan yang kemudian memicu banjir di permukiman penduduk itu akibat sampah yang menyumbat saluran air.

“Ini tidak terlepas dari perilaku sebagian masyarakat yang masih saja ada membuang sampah ke sungai atau selokan. Karena itu, stop membuang sampah ke aliran sungai. Karena, dari situlah sumber pemicu bencana banjir," tutur Irfan kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2020).

Akan tetapi, mengedukasi untuk tidak berperilaku demikian, diakui Irfan, cukup berat dan menantang, mengingat akan berhadapan dengan cara pandang dan perilaku masyarakat yang telah diwariskan secara turun temurun.

"Selama ini kan terbangun pemahaman di tengah masyarakat, kalau sedang hujan besar cepat-cepat buang sampah ke sungai, mumpung airnya sedang deras,” ujar dia.

Baca juga: Marah, Plt Bupati Cianjur Minta Pejabat PDAM yang Pelesir ke Eropa Pulang

Pemahaman inilah yang kemudian membentuk kebiasaan dan persepsi jika membuang sampah ke sungai saat arus air sedang besar tidak apa-apa, tidak akan terjadi apa-apa.

"Iya, buat lingkungan yang buangnya mungkin tidak apa-apa. Tapi, bagaimana dengan warga yang tinggal di hilir. Sampah yang dibuang kan pada akhirnya akan bermuara ke sana," kata Irfan. 

"Sehingga, saat hujan turun dan debit air sungai tinggi, aliran tak normal karena tersumbat sampah. Akibatnya, yah meluap dan banjir," 

Irfan mencontohkan kejadian banjir yang terjadi di daerah Cipanas dan Pacet, kemarin.

Baca juga: Polres Cianjur Bikin Hand Sanitizer untuk Dibagikan ke Masyarakat

 

 

Pemicunya, air selokan meluap dan naik ke jalan serta permukiman penduduk karena ada sampah yang menyumbat saluran air.

"Pemicunya ada tumpukan sampah yang menutupi saluran selokan, sehingga meluber ke jalan dan permukiman penduduk,” ujar dia.

Untuk itulah, kesadaran untuk bersama-sama menjaga lingkungan harus senantiasa dibangun. Salahsatunya, menghentikan perilaku membuang sampah ke sungai.

"Mindshet tidak apa-apa buang sampah ke sungai saat hujan besar. Itulah yang harus dirubah. Karena, sekecil apapun sampah yang dibuang, lama-lama akan akan menumpuk juga, dan saat debit air tinggi akibat juga, di situlah kemudian banjir terjadi," kata Irfan.

Baca juga: Pejabat PDAM Cianjur Pelesir ke Eropa di Tengah Pandemi Corona, Ini Penjelasannya

Sebabkan banjir

Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (16/3/2020) malam, mengakibatkan banjir di permukiman penduduk.

Informasi yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, banjir akibat luapan air sungai dan selokan itu terjadi di empat wilayah kecamatan, yakni di Kecamatan Pacet, Cipanas, Haurwangi dan Bojongpicung.

Tidak ada korban jiwa dan luka dari kejadian tersebut. Namun, puluhan rumah warga terendam dan beberapa diantaranya mengalami kerusakan.

Disebutkan, banjir yang terjadi di empat titik yang berbeda itu dipicu debit air sungai yang naik akibat guyuran hujan yang berlangsung sepanjang malam.

Selain itu, banyaknya material sampah di badan sungai maupun selokan tersebut mengakibatkan arus air terhambat sehingga meluap dan masuk ke perkampungan.

Baca juga: Pandemi Corona, Pejabat PDAM Cianjur Pelesir ke Eropa, Cuti Tahunan dan Urusan Pribadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com