KOMPAS.com - Muhammad Iskandar (34) warga Desa Pojok, Kecamatan Garum, Blitar membudidayakan alpukat yang memiliki berat hingga 2 kilogram.
Alpukat yang diberi nama Alpukat Markus Aligator adalah hasil setek bibit alpukat asal Thailand dengan alpukat lokal dari Blitar.
Iskandar bercerita bibit alpukat asal Thailand diberi oleh teman ayahnya.
Baca juga: Kisah Iskandar Budi Daya Alpukat Seberat 2 Kg, Sekali Panen Bisa Naik Haji dan Beli Honda Jazz
"Bibitnya pemberian teman ayah, yang pulang dari Thailand. Kemudian saya stek sendiri dengan alpukat lokal. Hasilnya, mengejutkan seperti ini," kata Iskandar.
Panen perdana alpukat raksasa tersebut telah dilakukan pada tahun 2019 lalu.
Saat ini memiliki 60 pohon alpukat yang sudah berbuah berkali-kali.
Ia juga telah menyiapkan 5.000 pohon alpukat raksasa yang berusia 2 tahun dan diperkirakan berbuah tahun depan.
Baca juga: Mentan Sebut Panen Bawang Putih Petani Lokal Sudah Dekat
Yang membedakan dengan ayahnya, Iskandar menekuni cara menyetek sendiri bibit alpukat yang ia tanam.
Saat panen perdana pada tahun 2019, Iskandar mendapatkan keuntungan yang besar dan membeli lahan untuk memperluas kebun alpukatnya.
Tak hanya itu. Ia dan istrinya juga mendaftar haji dan membeli mobil Honda Jazz.
Baca juga: Warga Natuna Keluar Pulau, Bupati Sebut karena Musim Panen Cengkeh bukan Karena Ada Karantina
Ia bercerita saat itu harga alpukat Aligator per kilogram mencapai Rp 30.000. Sedangkan satu pohon saat panen menghasilkan 100 biji alpukat.
Jika dirata-rata satu pohon seberat 2,2 kilogram, maka untuk satu pohon, Iskandar berhasil mengantongi Rp 6 juta.
"Tak ada biaya perawatan khusus. Kalau sudah besar, ya hanya disiram saja. Dan, sesekali dikasih pupuk kandang," paparnya.
Baca juga: Hama Ulat Grayak, Petani Jagung di NTT Terancam Gagal Panen