Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2020, 11:42 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung membenarkan jika gula pasir mulai langka di Kota Bandung.

Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, akibat kelangkaan yang terjadi, harga gula pasir ikut meroket.

"Di ritel masih normal Rp 12.500 per kilogram. Itu harga eceran tertinggi (HET) per kilo sesuai Permendag nomor 7 tahun 2020.

Tapi kalau di pasar tradisional kita monitor di delapan pasar tradisional,  harganya kisaran Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kilogram," kata Elly saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

Elly menjelaskan, kebutuhan gula pasir di Kota Bandung berada di kisaran 7.200 ton per bulan.

Menurut dia, gula menjadi langka di Kota Bandung disebabkan oleh beberapa faktor.

Baca juga: Impor Ditutup Akibat Corona, Stok Gula Pasir Menipis di Jabar Jelang Ramadhan

Penyebab kelangkaan gula pasir

 

Pertama kata Elly, stok gula pasir yang ada saat ini merupakan stok impor tahun 2019. 

Stok tersebut mulai menipis sementara rencana impor gula sebesar 438.000 ton yang bakal dilakukan oleh pemerintah pusat untuk menambal kebutuhan gula di bulan Ramadhan hingga Idul Fitri masih belum jelas kapan terealisasi.

Kedua, ada kemungkinan keterlambatan impor. "Langka karena ada kemungkinan ada keterlambatan impor. Harapannya akhir bulan Maret 2020 bisa masuk," ungkapnya.

Ketiga, produksi lokal masih sedikit. Menurut Elly, gula pasir produksi lokal tidak bisa terlalu diharapkan lantaran panen tebu dan produksi gula pasir baru bisa dilakukan pada akhir Mei 2020.

"Produksi lokal dalam negeri panen akhir Mei 2020. Jadi bisa dipastikan bulan Juni 2020 itu stok gula pasir banyak. Memang saat ini langka tapi mudah-mudahan tidak lama lagi bisa terpenuhi," katanya.

Baca juga: Stok Gula Pasir Langka di Lampung, Pembelian Secara Eceran Dibatasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com