Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelaku UMKM di Solo Kesulitan Pasarkan Produk

Kompas.com - 05/03/2020, 23:47 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Solo, Jawa Tengah, masih merasa kesulitan dalam memasarkan dan menjual hasil produksinya.

Salah satu pelaku UMKM Kristanti Nareswari (33) berharap melalui kegiatan launching Pameran UMKM Produk Unik Naik Kelas bisa memperkenalkan sekaligus menjual hasil produksinya.

"Walau kita jualan online, tapi jualan offline juga perlu. Karena kita bisa bertemu langsung sama customer atau pembeli. Jadi, mereka bisa tanya langsung," kata Kristanti Nareswari, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: ITB Sebut Tiga Masalah Utama yang Dihadapi UMKM Indonesia

Selama ini, kata Kristanti, dirinya baru bisa menjual hasil produksinya melalui online.

Untuk itu, dia selalu mengikuti pameran dan menitipkan hasil produksi kerajinan tangannya ke tempat wisata agar produknya bisa dikenal.

Dia menceritakan, telah memulai usaha di bidang kerajinan tangan sejak lima tahun terakhir.

Mulanya, dia hanya mencoba-coba karena saat itu tengah hamil sehingga tak ada kegiatan yang bisa dilakukan.

Sekarang sudah banyak produk kerajinan yang dia ciptakan seperti tas, keranjang, vas bunga, tempat pensil, gantungan kunci, kalung, hingga aksesori gelang.

Beragam produk kerajinan itu telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia di antaranya, Solo, Bali, Riau, Batam, Kalimantan, Maluku, dan daerah lainnya.

"Harga mulai Rp 10.000 untuk jenis gantungan kunci dan paling mahal harganya Rp 350.000 jenis tas pakai kulit," ucapnya.

Baca juga: RUU POM Dinilai Akan Perkuat Keberadaan UMKM

Perwakilan UMKM Solo Raya Andri Dwiyanto mengatakan, pameran UMKM produk unik tesebut kolaborasi antara pelaku UMKM dengan Cafe Djadjan.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini, khusus yang memiliki produk unik dan jarang ditemukan di pasaran.

"Teman-teman ini kesulitan cara pemasarannya harus bagaimana. Apakah dengan media sosial ataukah langsung jualan offline mereka kebanyakan masih bingung," ujar Andri.

Dia menyebut ada 15 pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan itu yang berkecimpung di bidang home dekor anyam dari bahan serat alam, kertas koran, rajut, custem, kain perca, sabun herbal dan lainnya.

"Saya ingin semua UMKM yang ada di sini semuanya bisa bangkit, semuanya bisa hidup dan semua punya target pasar yang mereka ingin tuju," tutur Andri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com