Fakta Tahanan Wanita Kabur Hampir Sepekan, Tak Diborgol, Puluhan Petugas Diterjunkan

KOMPAS.com- Seorang tahanan wanita bernama Serli Herawati kabur hampir sepekan.

Ia kabur saat dijemput dari rutan. Serli dan 15 tahanan lainnya hendak menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Bandung.

Kepala Kejari Bandung Nurizal Nurdin menegaskan, puluhan petugas diterjunkan untuk memburu keberadaan Serli yang kabur sejak Kamis (27/2/2020).

"Semua dikerahkan, ada 15-20 orang yang turut ngejar," katanya.

Meski mengaku pencarian Serli tak mudah, namun seluruh pihak saat ini tengah melakukan upaya menangkap Serli kembali.

Baca juga: Kaburnya Tahanan Wanita di Bandung, Berbaur dengan Warga, Kini Diburu

Tak diborgol

SHUTTERSTOCK Ilustrasi borgol.

Alasannya, dari 16 tahanan yang dijemput oleh petugas, dua diantaranya merupakan anak-anak.

Faktor psikologis anak menjadi pertimbangan para tahanan tak diborgol saat itu.

"Memang kalau tahanan laki diborgol, perempuan juga diborgol. Cuma waktu itu karena ada anak-anak. Kalau lihat anak-anak borgol itu gimana," katanya.

Selain tak diborgol, Serli rupanya tak mengenakan rompi tahanan.

Nurizal mengatakan, ketika itu rompi tahanan wanita tertinggal di kendaraan tahanan pria.

Baca juga: Kronologi Tahanan Wanita Kabur Saat Akan Sidang, Memisahkan Diri lalu Berbaur dengan Pengunjung

Shutterstock ilustrasi penjara

Berbaur dengan pengunjung

Serli yang ditahan di rutan perempuan dijemput bersama 15 tahanan perempuan lainnya pada Kamis (27/2/2020) sekitar pukul 08.35 WIB.

Ia dijemput dan dibawa untuk menjalani sidang di PN Bandung.

Serli diturunkan dan dikawal setibanya di lokasi persidangan.

Mereka digiring ke lorong ruang sidang 5 dan 6. Namun, kondisi PN Bandung yang ramai saat itu dimanfaatkan Serli.

Tanpa sepengetahuan pengawal tahanan, Serli memisahkan diri dan berbaur dengan pengunjung sidang.

Petugas kemudian menyisir seluruh area PN Bandung. Serli yang merupakan tahanan kasus pencurian dengan pemberatan itu tak ditemukan.

Hingga kini, hampir sepekan Serli melarikan diri.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor: Dony Aprian)