Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perry Jadi Raja Factory Outlet Bandung, Pernah Jaga Toko Kelontong, Gagal Bisnis Label Rekaman hingga Jualan Kaki Lima

Kompas.com - 24/02/2020, 07:58 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Perry Tristianto yang dikenal sebagai Raja Factory Outlet (FO) Bandung berbagi lika-liku perjalanannya membangun bisnis lewat buku berjudul The Real Entrepreneur di Ballroom Hotel Padma Ciumbuleuit Bandung, Sabtu (22/2/2020) malam.

Peluncuran buku itu turut dihadiri mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Pakar Manajemen Perubahan & Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali, dan Presiden Markplus Inc. Hermawan Kertajaya. Buku The Real Entrepreneur Perry Tristianto ditulis oleh wartawati senior Neneng Herbawati dan diterbitkan Penerbit IGICO.

Julukan si Raja FO tak lepas dari sepak terjangnya membangun bisnis fesyen sisa ekspor. FO pertama yang ia dirikan adalah The Big Price Cut di Jalan Otten Bandung pada tahun 1995.

Baca juga: Kisah Sukses Bank Sampah Hade Jaya, Berawal dari Banjir Bandang...

 

Kehadiran toko pertamanya itu menyulap kebiasaan belanja masyarakat Bandung. Selama kariernya, Perry telah memiliki 20 gerai FO di Bandung dan sejumlah kota lainnya.

Dalam bukunya, Perry mengisahkan jika jiwa wirausahanya terbangun saat ia sering menjaga toko klontongan milik orang tuanya. Berbekal ilmu seadanya, ia pun mulai berbisnis ternak ayam.

Ia juga sempat mencoba bisnis label rekaman musik di bawah naungan PT Sinaga Mas Sempana. Namun, bisnis itu tak berjalan mulus alias gulung tikar lantaran masifnya peredaran kaset bajakan.

"Saya capek bergelut dalam bisnis rekaman musik genre pop, gak ada untungnya," ujar Perry.

Baca juga: Blusukan, Ridwan Kamil Bagi-bagi Wafer dan Baju Factory Outlet

 

Gulung tikar, jualan kaki lima

Setelah gulung tikar di industri rekaman, Perry mulai melirik bisnis kaus bergambar grup band. Ia bahkan harus turun ke jalan di emperan kaki lima untuk berjualan.

Pada tahun 1989, tren fesyen mulai beralih ke bahan jins. Tak basa-basi, Perry langsung membelokan kemudi bisnisnya dengan membangun gerai Garuda Jeans di Jalan Cihampelas yang kini dikenal sebagai sentra jins di Kota Bandung.

Pada tahun 1995, Perry terinspirasi dengan maraknya factory store di Amerika yang menjual barang branded semisal Hugo Boss, Calvin Klein, Esprit, GAP yang produknya banyak dibuat di Indonesia.

Baca juga: Kisah Sukses Agus Yusuf, Pelukis dengan Mulut dan Kaki, Bisa Pameran Keliling Dunia

 

Ia pun memanfaatkan kelebihan produksi atau sisa ekspor yang ia beli dengan harga miring. Ia pun sukses mencetak sejumlah merek dagang seperti Rich & Famous, The Secret, Formen Galeri Lelaki, The Summit, Happening Boutique Outlet, The Oasis, The Ware House, Metropolis, Hijab Story dan lainnya. Omzet satu FO bisa mencapai Rp 3-4 miliar per bulan.

Selama meraup masa jayanya di bisinis FO, Perry sering berinteraksi dengan pengunjung yang mayoritas warga Jakarta yang merasa Bandung kekurangan destinasi wisata.

Menyadari kekuatan Bandung sebagai Paris van Java, Perry bersama istrinya Ellen, membuat terobosan baru dengan membuka All About Strawberry, sebuah destinasi wisata dan kuliner pada 2004.

Baca juga: Cerita Ujang, Petani Milenial yang Stabilkan Harga Bawang hingga Dipanggil Jokowi ke Istana

 

Memanfaatkan Bandung sebagai destinasi wisata

 

Dia mengubah kediamannya yang luas dan asri menjadi tempat tujuan wisata, kuliner dan belanja.

"Satu hal yang saya pelajari, Bandung sudah menjadi kota destinasi berwisata. oleh karena itu, saya selalu berupaya menjaring besarnya potensi pasar dari wisatawan yang berkunjung ke Bandung," ucapnya.

Ia pun terus berekspansi lewat bisnis kuliner lain dengan mendirikan Praoe Seafood, Rumah Ubi, Bali Heaven, Rumah Sosis, Kampung Baso dan House of Risoles (Rumah Risoles), hingga Tahu Susu Lembang adalah deretan usaha kuliner yang dibangun Perry.

Baca juga: Cerita Suami Istri Dihadiahi Bemo Senilai Rp 65 Juta dari Bule Jerman

Seiring berkembangnya zaman, ia melirik wisata keluarga berkonsep menarik untuk swafoto.

Perry terus berinovasi dan menciptakan peluang dengan mengembangkan wahana wisata terpadu seperti De’ Ranch, Floating Market, Hijab Swimming, Farm House, Happy Farm hingga The Great Asia Afrika di Lembang yang baru diluncurkan awal November 2019.

"Kehadiran buku tentang pengalaman hidup saya ini, saya harapkan bisa menjadi sumber inspirasi dan dapat memotivasi semua pihak, termasuk generasi muda, untuk terus bersemangat tidak mudah putus asa dan menjadi entrepreneur," jelas Perry. 

Baca juga: Cerita Anak Penjual Sate Keliling yang Jadi Polisi, Viral Setelah Cium Kaki Ayahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com