GARUT, KOMPAS.com – Banjir bandang Sungai Cimanuk Garut pada 20 September 2016, masih meninggalkan luka pilu bagi banyak warga Garut.
Puluhan orang meninggal dunia hingga hilang. Ratusan kepala keluarga pun kehilangan tempat tinggal.
Namun, di balik kisah pilu dari banjir bandang Sungai Cimanuk, ada warga Garut yang bisa mengambil hikmah positif dari bencana tersebut.
Baca juga: Enam Daerah di Jabar Miliki Pusat Daur Ulang dan Bank Sampah Induk
Kesadaran untuk lebih peduli lingkungan, tumbuh di kalangan masyarakat Desa Cintaasih Kecamatan Samarang. Salah satu bentuknya adalah dengan membentuk bank sampah.
“Awal didirikan memang setelah banjir bandang Cimanuk, kami sadar banyak membuang sampah ke sungai, makanya dibentuklah bank sampah,” jelas Hendi Munawar, Direktur Bank Sampah Hade Jaya.
Bank Sampah Hade Jaya sendiri, didirikan di atas tanah yang disewa pengelola. Setiap dua minggu sekali, warga yang jadi nasabah bank sampah, menyetorkan sampah rumah tangga mereka setelah dipilah sesuai dengan jenisnya.
Jenis sampah juga akan menentukan berapa uang yang akan didapat dari tiap-tiap nasabah.
“Harganya beda-beda, paling mahal botol dan gelas air mineral, nanti semua dicatat di buku tabungan milik masing-masing warga,” katanya.
Hingga saat ini, menurut Hendi, Bank Sampah Hade Jaya sudah memiliki nasabah lebih dari 150 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga hingga santri.
Mereka menyetorkan sampah rumah tangganya ke bank sampah secara rutin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.