Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prank Ultah Tewaskan 2 Pelajar di Underpass, Lurah: Harus Berapa Banyak Lagi Korban?

Kompas.com - 23/02/2020, 17:20 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com -Underpass yang tak berfungsi berdiri di Pedukuhan Pulodadi, Kalurahan (desa) Kulur, Kapanewon (kecamatan) Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jalan beton berbentuk cekungan ini dibiarkan begitu rupa menjadi kolam tadah hujan tanpa jalan keluar pada tiap musim hujan seperti sekarang.

Lurah Kulur Adi Nugraha mengatakan, pihaknya sudah berulang kali menyampaikan di berbagai forum agar pemerintah memperbaiki underpass ini.

Baca juga: Bercanda di Genangan Air Underpass Kulur, 2 Pelajar Tewas Tenggelam

Pasalnya, underpass yang menjadi kolam terbuka yang sangat berbahaya bagi warga.

Adi pun memohon agar pemerintah segera melakukan perbaikan. Adi tidak mengerti mengapa pemerintah masih bergeming.

"Harus berapa banyak lagi korban di underpass ini. Saya sudah pernah menyampaikan berulang kali karena underpass tidak berfungsi ini," kata Adi via telepon, Minggu (23/2/2020).

Underpass Kulur, begitu warga menyebutnya. Pemerintah Provinsi DIY membangunnya pada tahun 2012 untuk memisahkan jalur kereta api di atas dan pengguna jalan umum di bawahnya.

Underpass memiliki lebar sekitar 6 meter, cukup untuk dilewati 2 kendaraan besar.

Pemisahan ini demi mengurangi risiko pengguna jalan di perlintasan sebidang dengan kereta api.

Namun, jalan ini malah tidak bisa dimanfaatkan pada musim hujan, lantaran underpass yang berbentuk cekung menjadi kolam hingga sedalam 4 meter.

Pengguna jalan praktis memanfaatkan jalan ini hanya pada musim kemarau. Sekalipun dipakai hanya satu musim, underpass tetap dianggap tidak berfungsi. Berfungsi sebagian, dianggap sama dengan tidak berfungsi.

Baca juga: Kronologi 2 Pelajar Tewas Tenggelam di Genangan Air Underpass Kulur

Sebaliknya, warga memanfaatkan genangan untuk berenang dan mencuci. Pemerintah desa pun kemudian memasang tanda larangan beraktivitas di genangan air lantaran dianggap bahaya. Aktivitas warga mulai berkurang.

Tetapi warga tidak bisa sepenuhnya dicegah. Terakhir, genangan malah menelan korban jiwa.

Tujuh anak bermain di pinggir tanggul underpass dan sesekali ke rel kereta di atasnya, Sabtu (22/2/2020) sore.

Mereka bercanda dan mengakibatkan salah satunya jatuh ke air. Hampir semua remaja itu berusaha membantu.

Naas, 2 tewas 1 kritis dalam peristiwa ini. Dua pelajar tewas itu, yakni Riyan Hariyanto (15) asal Sogan 2, Wates dan Tegar Kurohman (15) warga Tawangsari, Pengasih.

Satu lagi bernama Ramli Saparudin (15) pelajar asal Bojong, Kulur, dalam keadaan kritis.

"Ini berarti sudah 3 orang yang menjadi korban. Sebelumnya seorang lansia," kata Adi.

Kerabat Riyan, korban tenggelam di underpass, kecewa underpass dibiarkan begitu rupa.

Ia pun urun saran, pemerintah harus menutup underpass yang tidak berfungsi atau membuat jalan layang di atas rel KA.

"Kalau memang bisa penuh difungsikan ya difungsikan dengan cara diperbaiki," kata Aman Riyanto (50), warga asal Sogan II, Wates.

Kondisi penuh pun dilematis. Tidak ada upaya yang maksimal untuk membuang genangan dari dalam underpass ini.

"Kemampuan mesin penyedot kalah deras dengan tuk (mata air) di bawah underpass. Kalau pun ada mesin yang bisa menyedot lebih kuat, persoalannya pembuangannya di mana," kata Adi.

Adi mengungkapkan, pemerintah desa sudah berulang kali meminta underpass diperbaiki bahkan sekaligus ditutup. Sampai sekarang belum ada jalan keluar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com