Hassan menyatakan, salah satu hal yang membuatnya sadar bahwa yang dilakukannya salah ketika melihat dampak terhadap para korban bom.
Ia menyebut apa yang dilakukannya--sebagai pengantar bahan peledak bersama Rois--seperti orang bodoh.
"Saya sempat tanya ke Noordin M Top, kenapa perlu menyerang kedubes karena bukan negara dia, tapi dibilang termasuk bagian. Salah satunya karena Australia adalah sekutu Amerika," kata Hassan.
"Kita enggak banyak bertanya waktu itu. Kayak orang bodoh waktu itu, jalan, jalankan saja. Saya juga heran, kok bisa kayak begini. Sementara teman-teman ada yang menolak."
Baca juga: Terduga Teroris WF Rekrut Polwan NOS yang Terafiliasi JAD
"Waktu itu memang karena kekhilafan saya dan teman-teman saya, dan karena lemahnya ilmu yang kita dapatkan … saya bilang ke anak-anak muda, jangan sampai meniru saya karena sedikitnya ilmu dan jangan coba-coba melakukan sesuatu yang merusak," tutupnya.
Sementara simpatisan JAD, berdasarkan survei yang dilakukan 2016, berjumlah sekitar 12 juta orang.
Aksi anggota JAD di Indonesia termasuk serangan bom di gereja di Surabaya, penyerangan kantor polisi di Medan, serta penusukan mantan Menteri Pertahanan Wiranto, Oktober tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.