Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2020, 07:38 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Warga Desa Mendis Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Muba, Sumatera Selatan, dikejutkan dengan ditemukannya sesosok mayat laki-laki tergeletak di kebun sawit milik warga, Senin (17/2/2020) sekitar pukul 08.00 WIB.

Diketahui, mayat tersebut bernama Zumarik (29) warga Desa Wonorejo Kecamatan Bayung Lencir, Muba, ia diduga tewas setelah terkena jebakan babi hutan saat akan berburu burung di lokasi kejadian bersama temannya Sunarto, Minggu (16/2/2020).

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar saat akan pergi ke kebun.

Baca juga: Terkena Jebakan Babi, Pemburu Burung di Sumsel Tewas Tersetrum

Kapolsek Bayung Lencir AKP Jon Roni Hasibuan menjelaskan, awalnya korban masuk ke dalam kebun, sementara temannya Sunarto menunggu di atas motor.

Setelah masuk ke dalam kebun, korban ternyata tak kunjung keluar hingga akhirnya dilaporkan hilang.

Saat dilakukan pencarian, Zumarik ditemukan sudah terbujur kaku dengan kondisi tubuh terkena jeratan listrik.

Baca juga: Seberangi Sungai Ciawi, Seorang Ibu Muda Tewas Terseret Banjir Bandang

Jeratan listrik itu, menurut Jon, dipasang warga untuk mengusir babi yang memasuki perkebunan sawit milik warga.

"Ada luka bekas setrum di bagian tangan kanan dan jari tangan jempol kiri dan jari kaki jempol kanan, karena terkena jeratan hama. Jenazahnya langsung dibawa ke rumah sakit," katanya, Senin.

Baca juga: Gara-gara Rebutan Lem, Remaja di Karawang Dianiaya hingga Tewas

Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas tak menemukan adanya tanda penganiayaan di tubuh korban.

Pasca-kejadian itu, kata Jon, pemilik kebun sudah dimintai keterangan terkait pemasangan jeratan listrik tersebut.

"Korban ini datang untuk mencari burung, namun saat masuk kebun terkena jeratan babi hutan. Kita masih mintai keterangan, apakah ada unsur kelalaian," ujarnya.

Baca juga: Satu Orang Tewas Akibat Tawuran di Cempaka Putih

Sementara itu, dikutip dari Sripoku.com, Camat Bayung Lencir Akhmad Toyibir mengatakan, pasca-peristiwa ini pihaknya akan segera melakukan himbauan kepada para petani swadaya untuk tidak lagi melakukan upaya penanggulangan hama babi dengan cara membuat perangkap menggunakan alat setrum.

“Kita minta masyarakat tidak lagi menggunakan alat setrum untuk mengusir hama babi dan lainnya. Kita akan membuat edaran secara tertulis mengenai larangan pemberantasan hama tanaman dgn cara menyetrum, karena hal tersebut masih menjadi kebiasaan para petani dan kejadian ini sudah sering terjadi sebelumnya,” jelasnya.

 

(Penulis: Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Dony Apria)/Sripoku.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com